Anjing Menggonggong Di Padang Pasir

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Kamis, 19 April 2018, 08:17 WIB
Anjing Menggonggong Di Padang Pasir
Ilustrasi/Net
SAYA prihatin menyaksikan penderitaan sesama manusia yang kini terpaksa mengungsi di kawasan Gaza, Palestina. Para warga Palestina digusur secara paksa dengan tudingan rudal dari pemukiman mereka di kawasan yang kini disebut sebagai Israel padahal nenek moyang mereka sudah bermukim di sana sejak ratusan tahun yang lalu.

Setelah digusur sehingga terpaksa mengungsi, melalui jalur pembentukan opini publik oleh imperialisme jurnalistik, sungguh naas nasib para warga Palestina masih dihujat sebagai warga ilegal, kaum kriminal bahkan teroris perampas tanah bangsa Israel.

DUNIA
Saya prihatin menyaksikan penderitaan sesama manusia yang kebetulan bermukim di Myanmar, Filipina, Sri Lanka, India, China, Suriah, Afrika Selatan, Sudan, Somalia, Bosnia, Serbia, Bolivia, Brasilia, Uighur, Kurdistan dan lain-lain pelosok dunia yang terpaksa jatuh sebagai korban konflik pertanahan atas nama pembangunan. Belum termasuk derita para penduduk pribumi benua Australia dan Amerika yang jatuh sebagai korban digusur oleh angkara murka kolonialisme para pendatang dari Eropa. Sudah digusur mereka masih dianggap wajib berterima kasih sebab mereka digusur atas nama pembangunan demi meraih kemakmuran dan kesejahteraan bagi para penggusur.

INDONESIA
Saya prihatin menyaksikan penderitaan sesama warga Indonesia yang kebetulan bermukim di kawasan Kalijodo, Kalibata, Luar Batang, Pasar Ikan, Kampung Pulo, Bukit Duri, Sukomulyo, Tulangbawang, Kulon Progo, Tumpang Pitu, Papua dan lain-lain yang digusur secara paksa atas nama pembangunan sehingga kini terpaksa mengungsi di berbagai kawasan entah di mana saja. Para warga digusur dari pemukiman mereka di kawasan yang kini disebut sebagai Jakarta, Tangerang, Lampung, Yogyakarta dan lain-lain padahal nenek moyang mereka sudah bermukim di sana sejak puluhan tahun yang lalu. Setelah digusur sehingga terpaksa mengungsi ke entah di mana saja, melalui jalur pembentukan opini publik oleh jurus public relations di jalur medsos jamanow, ternyata para warga tergusur dan tertindas masih dihujat sebagai warga ilegal, perampas tanah pemerintah , kaum kriminal bahkan PKI demi membenarkan penggusuran dan penindasan terhadap rakyat yang distigmasisasi seolah memang layak maka wajib digusur bahkan ditindas.

TAK BERDAYA

Saya makin prihatin bercampur malu atas diri saya sendiri akibat sadar bahwa ternyata saya tidak berdaya apa pun membela kaum tertindas kecuali sekedar  menulis tentang keprihatinan saya di dalam naskah sederhana yang sedang Anda baca ini. Ternyata saya sama saja dengan seekor anjing yang bisanya cuma menggonggong-gonggong di padang pasir sementara khafilah tetap santai melenggang berlalu. [***]

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Manusia

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA