Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menpora: Pembinaan Usia Dini Tentukan Prestasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 24 Februari 2018, 19:34 WIB
Menpora: Pembinaan Usia Dini Tentukan Prestasi
RMOL
rmol news logo Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi berharap pembinaan atlet usia dini menjadi program strategis di berbagai daerah.

Sebab tak akan muncul atlet berprestasi tanpa partisipasi, dan partisipasi hanya bisa dimulai dari pembinaan di usia dini.

"Untuk melahirkan atlet berprestasi nasional dan internasional harus dimulai dari pembinaan atlet usia dini. Mustahil ada prestasi tanpa pembinaan usia dini. Di sini peran orang tua, guru, dan pemimpin daerah  menjadi sangat penting untuk mendorong program pembinaan usia dini," paparnya saat membuka acara Pemanduan Bakat dan Identifikasi Bakat Cabang Olah Raga yang dilaksanakan Kemenpora RI di Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu (24/2).

Hadir dalam acara tersebut sebanyak 650 pelajar se-Kabupaten Bangli. Turut serta Bupati Bangli I Made Gianyar dan Deputi Menpora Bidang Peningkatan Prestasi Olah Raga Mulyana.

Indonesia, dijelaskan Imam, sangat potensial melahirkan atlet berprestasi karena jumlah penduduk yang sangat besar. Lewat pembinaan usia dini, daerah bisa menemukan bakat seorang pelajar di cabang olah raga tertentu untuk kemudian diserahkan ke pengurus cabang.

"Setelah ditemukan bakatnya, data ini disampaikan ke dinas yang membidani olah raga lalu diserahkan ke pengurus cabang daerah untuk melakukan pembinaan atlet potensial tersebut. Dengan begitu saya percaya akan lahir atlet yang bisa mengumandangkan bendera Merah Putih di dunia internasional," jelas politisi asal PKB itu.

Sementara, Deputi Mulyana mengatakan pembinaan usia dini bisa melalui pemanduan dan identifikasi bakat. Pemanduan bakat adalah proses awal mendapatkan bibit atlet berbakat yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan menjadi atlet  yang dapat berprestasi optimal di kancah internasional.

Sedangkan identifikasi bakat adalah instrumen tes yang disusun dikhususkan untuk satu Cabang sehingga hasil tes lebih spesifik berdasarkan nomor-nomor pada cabang tertentu.

"Tujuannya untuk mengidentifikasi bakat calon atlet berprestasi. Mengetahui cabor yang sesuai dengan potensi anak dan memperkirakan peluang keberhasilan calon atlet dalam pembinaan selanjutnya. Sehingga menciptakan sistem pembinaan atlet untuk jangka panjang," jelas Mulyana yang juga guru besar bidang olah raga.

Tahun 2018, lanjutnya, Kemenpora menargetkan 40 daerah dengan partisipasi pelajar usia dini sebanyak 16 ribu orang.

"Dengan kerja sama Kemenpora dan pemerintah daerah saya optimistis akan lahir atlet atlet potensial yang berprestasi hingga internasional," demikian Mulyana. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA