ARTIKEL JAYA SUPRANA

Melestarikan Mahakarya Kebudayaan Nusantara

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Kamis, 21 September 2017, 08:20 WIB
Melestarikan Mahakarya Kebudayaan Nusantara
Kunjungi aya Suprana School of Performing Arts/Net
SENIN malam 18 September 2017, setelah ziarah ke makam Bung Karno di Blitar serta makam Gus Dur di Jombang dan sebelum ziarah ke makam Pak Harto di Solo, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Neni Gatot Nurmantyo, didampingi oleh Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Pangdam Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman dan Ibu, beserta jajaran Kodim Surakarta menyempatkan diri untuk singgah di Teater Besar Institut Seni Indonesia Solo, demi secara langsung menyaksikan para seniman wayang dari berbagai pelosok Nusantara yang tergabung di dalam Laskar Seniman Wayang Jaya Suprana School of Performing Arts sedang gigih melatih diri sebagai persiapan pergelaran Wayang NKRI .

Revolusioner


Wayang NKRI merupakan gagasan revolusioner untuk pertama kali mempersatukan aneka ragam jenis wayang nusantara menjadi suatu kesatuan pergelaran di panggung wayang dengan lelakon "Parikesit Jumenengan Nata" yang Insya Allah akan dipergelar-perdana-duniakan (World Premiere) di Taman Fatahillah, Kawasan Kota Tua Jakarta pada tanggal 29 September 2017 dimulai pukul 19.30 WIB.

Pergelaran akbar bersejarah tersebut dipersembahkan bagi masyarakat pencinta wayang yang bahkan dilengkapi dengan sajian aneka ragam makanan tradisional secara cuma-cuma pula sebagai persembahan dari TNI untuk rakyat dalam rangka mendirgahayu 72 tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengabdikan diri bagi bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika    

Dalam pergelaran Wayang NKRI "Parikesit Jumeneng Nata" ditampilkan 11 jenis wayang yaitu wayang kulit Banjar, Palembang, Cirebon, Solo, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, wayang golek, wayang beber, wayang orang termasuk wayang jemblung yang digunakan oleh pasukan gerilya Jenderal Soedirman untuk menyampaikan pesan-pesan perjuangan melalui jalur kebudayaan kepada masyarakat pedesaan.

Wayang NKRI merupakan ungkapan nyata Bhinneka Tunggal Ika bukan terbatas pada slogan namun pada kenyataan karsa dan karya kebudayaan yang nyata dipersembahkan bagi masyarakat Indonesia terdiri diri dari beraneka ragam suku, ras, agama dan kebudayaan senantiasa bersatupadu dalam menjunjung tinggi harkat dan martabat Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan inti makna sukma Bhinneka Tunggal Ika.

Pengarahan


Dalam kata pengarahan seusai menyaksikan latihan, Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan kebanggaan dan kebahagiaan bahwa mayoritas para seniman penampil Wayang NKRI yang terdiri dari generasi muda penuh gelora semangat dedikatif dan kreativitas. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa pelestarian wayang memiliki masa depan yang cerah.

Wayang adalah warisan budaya adiluhung yang dalam perjalanan panjangnya telah turut membentuk kepribadian bangsa Indonesia dan ikut berperan serta dalam penyebaran agama Islam maupun dalam perjuangan melawan angkara murka penjajahan.

Diharapkan bahwa Wayang NKRI tidak berhenti pada saat pergelaran perdana di Jakarta saja namun akan terus gigih penuh gairah dikembangkan dan dipergelar sampai ke seluruh daerah Nusantara masa kini demi melestarikan dan mengembangkan wayang sebagai mahakarya kebudayaan adiluhur Nusantara yang telah memperoleh penghargaan dari lembaga pendidikan dan kebudayaan PBB, UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia tiada duanya di planet bumi ini. [***]

Penulis adalah pelopor Gerakan Kebanggaan Nasional

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA