Saya pribadi terlalu awam untuk menafsirkan apalagi menilai apa yang sebenarnya sedang terjadi di panggung politik Nusantara masa kini akibat kemelut kasus E-KTP. Saya tidak tahu siapa yang benar, siapa yang salah dalam kemelut kasus E-KTP yang konon melibatkan jumlah dana bukan sekadar jutaan, namun milaran bahkan triliunan rupiah tersebut. Juga tidak jelas apakah ada bukti-bukti transfer dana kepada mereka yang dituduh terlibat korupsi. Jika memang ada maka juga tidak jelas mengenai kenapa ada nama-nama yang tampil namun kemudian menghilang dari permukaan pemberitaan ke publik.
Pemisalan
Di tengah kemelut suasana ketidakjelasan, mendadak tampil pemisalan Andi Alifian Mallarangeng yang terakhir berperan sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Indonesia Bersatu II sebelum dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus proyek pusat olahraga Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemudian divonis 4 tahun penjara oleh pengadilan.
Pemisalan Andi terkait sikap Setyo Novanto yang tidak mundur dari DPR dan Golkar, setelah menjadi tersangka dalam kasus E-KTP. Pada saat dirinya resmi dicekal KPK untuk bepergian ke luar negeri akibat menjadi tersangka pada kasus Hambalang, Andi langsung mengundurkan diri dari jabatan Menpora. Karena dengan pencekalan itu, mustahil dirinya mampu menunaikan tugas mendampingi para olahragawan Indonesia menempuh perjalanan untuk berlaga di luar negeri.
Mantan Jurubicara SBY itu pun tidak hanya menanggalkan jabatan sebagai Menpora, namun juga mengundurkan diri sebagai Sekretaris Majelis Partai Demokrat. Andi tidak ingin membebani partai dengan status tersangkanya. Dengan mengundurkan diri dari segenap jabatan politis, Andi Mallarangeng ingin memfokuskan enerji lahir-batin dirinya pada kasus hukum.
Undur Diri
Saya pribadi menghargai dan menghormati pemisalan Andi Mallarangeng yang kini memang kembali aktif di ranah politik setelah dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman meringkuk di lapas Sukamiskin. Menurut pendapat saya yang sedang mempelajari makna budi pekerti, undur diri Andi pada saat ditersangkakan oleh KPK merupakan suatu ungkapan semangat kekesatriaan.
Keberanian dan keikhlasan untuk mengundurkan diri dari suatu jabatan memang langka di panggung politik kekuasaan Nusantara masa kini. Namun meski sama-sama menjadi tersangka kasus korupsi namun jelas bahwa bentuk, sifat serta sukma permasalahan yang dihadapi Andi Mallarangeng memang tidak bisa begitu saja disamasebangunkan dengan masalah yang dihadapi Setyo Novanto.
Demikian pula, tafsir terhadap makna kekesatriaan juga pasti beda antara Andi dengan Setyo. Juga dapat diyakini bahwa masing-masing memiliki pertimbangan politis yang saling beda satu dengan lainnya sesuai sukma demokrasi serta Bhinneka Tunggal Ika.
[***] Penulis adalah pembelajar makna budi pekerti