Selasa 11 Juli 2017, dua kapal Angkatan Laut RRC meninggalkan pelabuhan Zhanjiang untuk berlayar ke Jibouti.
Neo ImperialismeJurubicara Kementerian Luar Negeri RRC, Geng Shuang, menegaskan bahwa pangkalan militer di Jibouti dibuat atas kesepakatan resmi RRC-Jibouti menyusul resolusi resmi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.
RRC telah mengerahkan kapal-kapal ke Teluk Aden dan perairan lepas pantai Somalia sebagai misi pendamping sejak tahun 2008. Selama proses pendampingan, para perwira RRC menghadapi kesulitan untuk pengisian makanan dan bahan bakar, sehingga Jibouti menawarkan dukungan logistik.
Pangkalan militer tersebut akan melayani pasukan RRC mengawal kapal-kapal di Teluk Aden dan perairan Somalia, melakukan operasi penyelamatan kemanusiaan, dan kewajiban-kewajiban internasional lainnya.
Selain itu, pangkalan militer juga kondusif menggerakkan pembangunan Jibouti, serta mendukung kontribusi RRC atas perdamaian dan stabilitas di Afrika.
Terlepas dari propaganda alasanologis yang tentu saja memuja-muji RRC yang mulai bersaing dengan USA untuk menjadi "polisi dunia", pendirian pangkalan militer RRC dipandang dengan penuh curiga oleh negara-negara yang memang sudah terlanjur curiga bahwa lambat namun pasti RRC sedang konsekuen dan konsisten mengejawantahkan semangat neo-imperialisme untuk menguasai dunia diawali dengan Afrika melalui jalur ekonomi yang kemudian, seperti VOC, didukung oleh militer.
Namun paranoida terhadap RRC sebenarnya berlebihan sebab tidak jauh dari lokasi pangkalan militer RRC yang sedang dibangun di Jibouti, sudah terlebih dahulu hadir pangkalan militer Amerika Serikat. Demikian pula Perancis dan Jepang sudah menyewa kapling untuk pangkalan militer di Jibouti yang konon segera disusul oleh Arab Saudi.
StrategisSecara geopolitik, lokasi Jibouti kebetulan memang sangat strategis berdekatan dengan zona konflik di Afrika Timur dan Asia Timur Tengah.
Pesawat-pesawat tempur yang berpangkalan di Jibouti dapat mencapai titik-titik kritis konflik sampai ke Irak dan Suriah dalam waktu singkat. Camp Lemonnier sebagai pangkalan militer AS di Jibouti sangat vital bagi kepentingan AS di kawasan Afrika Timur dan Asia Timur Tengah sebagai pusat anti teorisme.
Jibouti terletak tidak jauh dari terusan Suez sebagai satu di antara jalur pelayaran tersibuk di planet bumi masa kini. Jibouti juga bertetangga dengan Somalia, sebagai pusat sarang bajak laut masa kini.
Secara ekonomis, Jibouti diuntungkan oleh industri pangkalan militer. Amerika Serikat membayar sewa lapangan militer di Jibouti sebesar 70 juta US Dolar per tahun, sementara konon China malah nyaris 100juta US Dolar.
Kehadiran pangkalan militer asing serta merta konstruktif melindungi keamanan Jibouti. Stabilitas politik Jibouti sebagai negara diktator berkedok demokrasi merupakan daya tarik tersendiri bagi negara-negara adhikuasa yang ingin mendirikan pangkalan milier di negara kecil di Teluk Aden sebagai Tanduk Afrika Timur
Penulis adalah pembelajar geopolitik kontemporer
BERITA TERKAIT: