Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beberapa Kesunnahan Di Bulan Ramadhan

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-sulton-fatoni-5'>MUHAMMAD SULTON FATONI</a>
OLEH: MUHAMMAD SULTON FATONI
  • Kamis, 08 Juni 2017, 15:49 WIB
Beberapa Kesunnahan Di Bulan Ramadhan
RAMADHAN memasuki hari ketigabelas. Kiai Daman Ngaji Pasanan memasuki bab "Beberapa Kesunnahan di Bulan Ramadhan".

Di antara yang disunnahkan di bulan Ramadhan adalah mengendalikan nafsu dari sesuatu yang asalnya diperbolehkan. Termasuk kesunnahan adalah dermawan dan memperbanyak sedekah (iktsar shadaqah).

“Sifat dermawan, suka bersedekah, ini sifat dan perbuatan para Nabi Allah. Artinya saat kalian bersedekah berarti kalian telah mengikuti perilaku para Nabi-Nabi.” Kata Kiai Daman menjelaskan.

“Bersedekah itu berarti kita menyiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat. Nabi Ibrahim, misalnya, saat waktu makan tiba, beliau selalu mencari orang lain untuk diajaknya makan bersama.” Kata Kiai Daman sambil menyapu pandangannya ke ratusan santri yang memenuhi Musholla.
 
“Kalian tahu apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim di akhir kehidupannya?” Tanya Kiai Daman.
“Tidak, Kiai.” Jawa para santri kompak.
“Aku ingin ceritakan kepada kalian tentang Nabi Ibrahim.” Kata Kiai Daman. Cerita pun mengalir tentang Nabi Ibrahim yang bergelar khalilullah, kekasih Allah. Menjelang wafat, Allah memanggil Malaikat Izrail.
 â€œAku utus kamu untuk mencabut nyawa Ibrahim.” Perintah Allah.

Tanpa menunda-nunda, Malaikat Izrail mendatangi kediaman Nabi Ibrahim, “Assalamualaikum ya kekasih Allah.” Malaikat Izrail membuka percakapan.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.” Jawab Nabi Ibrahim. “Ada apakah Anda datang kemari wahai Malaikat Allah?” Tanya Nabi Ibrahim kemudian.
“Hamba diutus oleh Allah untuk menemui Anda.”
“Adakah yang perlu Anda sampaikan kepada saya?” Tanya Nabi Ibrahim.

Setelah dipersilakan untuk menyampaikan maksud kedatangannya, Malaikat Izrail menjelaskan bahwa kedatangannya berkenaan dengan tugas Allah untuk mencabut nyawa Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim mendengarkan dengan raut muka keheranan.
“Benarkah perintah itu?”
“Benar, ya Kekasih Allah” Sekali lagi Malaikat Izrail menyampaikan maksudnya tanpa ragu.
 
Nabi Ibrahim gusar. Sesuatu sedang berkecamuk dalam hatinya. Misi Malaikat Jibril masih belum dimengerti. Kegusaran Nabi Ibrahim akhirnya disampaikan dengan nada keheranan.
“Anda kembali saja kepada Allah, dan sampaikan ketidakmengertianku, adakah Sang Kekasih mencabut nyawa kekasih-Nya?” Pinta Nabi Ibrahim.

Mendapat penolakan dari Nabi Ibrahim, niat itupun diurungkan dan Malaikat Izrail kembali menemui Allah dan menjelaskan kejadian yang dialaminya saat bertemu Nabi Ibrahim.

“Kalau memang Ibrahim menolak perintah-Ku dengan alasannya itu, temui lagi dia dan katakan kepadanya, adakah seorang kekasih menolak untuk bertemu dengan Kekasihnya?” Perintah Allah kembali diterima Malaikat Izrail.
Malaikat Izrail berangkat kembali menemui Nabi Ibrahim. Sesampai di kediaman Nabi Ibrahim, ia bertanya.
 â€œHai Ibrahim kekasih Allah, Kekasihmu bertanya, adakah seorang kekasih menolak untuk bertemu dengan kekasihnya?” Tanya Malaikat Izrail.
 â€œSekarang cepatlah ambil nyawaku, aku sudah tidak tahan lebih lama lagi menunggu untuk bertemu dengan Kekasihku.”
 
Kiai Daman mengakhiri ceritanya. Beberapa detik ia hentikan tutur katanya seakan memberi kesempatan para santri untuk merenungkan ceritanya.

“Itulah kemuliaan Nabi Ibrahim, sosok Nabi yang dermawan, suka bersedekah. Hingga akhirnya ajal Nabi Ibrahim pun tercatat begitu indah sebagaimana nabi-nabi yang lain, termasuk Nabi Muhammad saw.” Tutup Kiai Daman. Selamat berpuasa.

Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA