Anies-Sandi meraih 58,10 persen sementara petahana Basuki-Djarot hanya meraih 41,9 persen.
Hasil hitung cepat mencatatkan hanya di Jakarta Utara suara Basuki-Djarot (46,32 persen) paling mendekati suara Anies-Sandi (53,68 persen). Wilayah lainnya, Anies-Sandi jauh meninggalkan Basuki-Djarot. Jakarta Timur raihan suara Basuki-Djarot 38,35 persen, Anies Sandi 61,65%. Jakarta Barat yang sempat dicitrakan menjadi lumbung suara Basuki-Djarot ternyata tidak seperti yang diduga, di sini Anies Sandi meraih 56,73 persen suara sementara petahana hanya 43,27 persen.
Wilayah Jakarta Selatan yang pada putaran pertama dimenangkan oleh Anies-Sandi juga mampu dipertahankan dengan meraih 59,22 persen suara sementara Basuki-Djarot meraih 40,78 persen saja.
Pada awal pelaksanaan hitung cepat sempat terjadi susul menyusul raihan suara di Jakarta Pusat walaupun akhirnya Anies-Sandi juga berhasil unggul suara 56,10 persen sementara Basuki Djarot 43,9 persen.
Anies-Sandi bahkan unggul jauh di Kepulauan Seribu dengan meraih 73,65 persen sedangkan Basuki-Djarot hanya mampu mendapatkan 26,35 persen.
PKS yang pernah menguasai akar rumput Jakarta pada 2004-2009 dengan didukung oleh hirarki Gerindra mampu menghadirkan kesolidan dukungan bagi Anies-Sandi. Komando pemenangan yang dibebankan pada PKS sukses berhasil dijalankan.
Mardani Ali Sera, komandan tim pemenangan asal PKS secara cerdas mampu membuat akar rumput PKS di Jakarta rapat dan solid memenangkan Anies-Sandi. Cara yang digunakan Mardani sebetulnya sederhana tapi tajam ke jantung warga Jakarta. Mardani berkali-kali mengingatkan timnya bahwa perjuangan harus diawali dengan keikhlasan.
Sebagai warga asli Jakarta, Mardani paham betul bagaimana membuat hati warga Jakarta berpihak kepada jagoannya. Terlebih sebagai Cagub yang pernah coba diusung PKS, Mardani sudah memiliki massa loyal yang layak diperhitungkan.
Prabowo Subianto adalah nama yang patut mendapatkan pujian pada perhelatan kali ini. Prabowo sukses menjadi King Maker bagi warga Jakarta. Bagaimana tidak, dua kali berturut-turut jagoan Prabowo menjadi juara di Ibukota. Keputusan Prabowo mempercayakan komando pemenangan pada Mardani dan PKS merupakan keputusan berani dan jeli.
Sangat mungkin kombinasi Prabowo-Mardani atau Gerindra-PKS masih akan kita lihat pada Pilkada serentak 2018 di daerah lain.
Jawa Barat misalnya, bukan tidak mungkin, Prabowo kembali akan menghukum anak nakal yang pernah diusungnya menjadi Kepala Daerah namun saat ini membelot ke parpol seperti yang telah dia lakukan pada Basuki di Jakarta.
Mungkin saja...
[***]
Penulis adalah pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi)
BERITA TERKAIT: