"Warga sipil disuruh tinggal di dalam rumah. Bandara di seluruh kota ditutup dan penerbangan dihentikan," kata pengamat politik internasional yang meraih gelar doktor bidang ilmu politik dan hubungan internasional dari Universitas Fatih Turki, Arya Sandhiyudha, dalam keterangan beberapa saat lalu (Minggu, 16/7).
Menggunakan momentum ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan berada di luar kota, tentara Turki mengepung markas Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Istanbul. Tank menuju ke istana perdana menteri di Ankara, tetapi semua dibalas warga pemrotes dengan memblokir beberapa tank. Helikopter pro kudeta dilaporkan ditembak di istana ketika tank mendekat.
"Meskipun tidak jelas apakah listrik terputus di beberapa bagian dari kota utama Turki, jelas bahwa tentara melakukan sabotase terhadap beberapa infrastruktur utama pemerintah, seperti Dolmabahce Palace," ungkapnya.
Menurut Arya, beberapa media dan saluran komunikasi diambil alih oleh tentara, termasuk kantor televisi negara dan memerintahkan karyawannya untuk meninggalkan tempat. Karyawan media pemerintah diberitahu bahwa sekarang negara berada dalam tanggung jawab militer, sehingga mereka disarankan tinggal di rumah dan diberitahu bahwa siaran berikutnya akan ditunda hingga esok harinya.
"YouTube dan media internet lainnya diblokir beberapa saat dan dibuat melambat," demikian Arya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: