Tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri pun mempertanyakan prosesi dan tradisi mudik ini, yang oleh sementara kalangan disebut sebagai tradisi yang baik dan benar. Sebab dari tradisi mudik ini,
inherent terjadi pula urbanisasi. Maka menjadi trend, orang kampung berbondong-bondong menyerbu kota untuk mencari nafkah.
"Apakah ini bukan suatu bukti bahwa kemakmuran belum merata antara desa dan kota?" kata Rachmawati dalam keterangan kepada redaksi (Minggu, 11/7).
Secara lebih luas dan mendasae, urbanisasi ini membuktikan bahwa Indonesia menjalankan konstitusi liberal kapitalistik. Dalam sistem kapitalisme, akumulasi finansial berada di tangan para kapitalis dan cukong-cukong. Dalam sistem ini juga, konsentrasi perdagangan ada di sentra-sentra kota besar.
Sistem ini, sambung Rachma, bersandar pada jargon
free fight liberalism dan
survival of the fittest. Sementara teori trickle down effect hanya menjadikan kesenjangan antara si kaya dan simiskin semakin lebar.
"Orang kampung ke kota mencari setetes air menyambung hidup. Bagi penguasa Jokowi pemerataan kemakmuran macam Machiaveli. enghalalkan segala cara inikah disebut keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam sila ke-5 Pancasila?" demikian Rachma.
[ysa]
BERITA TERKAIT: