Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Pencubitan Siswa Di Sidoarjo Mestinya Diselesaikan Lewat Musyawarah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 02 Juli 2016, 19:23 WIB
Kasus Pencubitan Siswa Di Sidoarjo Mestinya Diselesaikan Lewat Musyawarah
fikri faqih
rmol news logo Penyelesaian kasus pencubitan siswa SMP di Sidoarjo diharapkan mengedepankan musyawarah dibandingkan melalui jalur hukum. Hal itu karena institusi sekolah merupakan representasi institusi keluarga dalam bentuk lain yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi (dialog).

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih menyampaikan demikian terkait pelaporan Samhudi (45), seorang guru SMP Raden Rahmat di Sidoarjo, ke Polsek Balangbendo dan diajukan ke pengadilan oleh orang tua siswa karena dinilai telah melakukan kekerasan terhadap anaknya berinisial SS beberapa.

Menurut informasi, Samhudi melakukan hal itu sebab SS tidak melakukan kegiatan Sholat Dhuha yang menjadi kebijakan sekolah tersebut dalam rangka peningkatan iman dan takwa.

"Kalau ada sebuah keluarga yang menitipkan anaknya di suatu sekolah, berarti sekolah tersebut dipercaya untuk menjadi representasi keluarga dalam hal mendidik. Keluarga dan Sekolah menjadi satu kesatuan utuh, sehingga nilai-nilai prinsip, seperti musyawarah, harus dijunjung tinggi, jelas Fikri dalam keterangan persnya, Sabtu (2/7).

Menurutnya,  langkah melaporkan ke pihak berwajib, seharusnya menjadi hal terakhir jika musyawarah berakhir buntu.

"Jadi, dialog di 'meja coklat' lebih baik daripada di 'meja hijau'. Jika ternyata guru tersebut melanggar kode etik, tentu mendapatkan pembinaan dari pihak sekolah. Bukan dari pengadilan atau penghakiman publik," jelas legislator PKS yang memiliki latar belakang sebagai guru ini.

Oleh karena itu, Fikri berharap persoalan ini segera diselesaikan, baik dari pihak sekolah, komite, maupun orang tua siswa. Khawatir, jika terus dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan polemik terhadap guru-guru lainnya di daerah.

"Mendidik memang tidak harus dengan cara fisik. Tapi, jika harus terjadi perlakuan fisik di sekolah, berarti ada masalah di keluarganya dalam hal mendidik. Jadi, sekolah dan keluarga harus sama-sama introspeksi dan menahan diri. Karena kita sedang menyiapkan generasi terbaik, dan itu dimulai dengan cara sinergis antara sekolah dan keluarga," tutup Fikri. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA