Menteri Puan Dorong BPJS Ketenagakerjaan Jadi Pelopor Gerakan Revolusi Mental

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Rabu, 23 Maret 2016, 11:35 WIB
Menteri Puan Dorong BPJS Ketenagakerjaan Jadi Pelopor Gerakan Revolusi Mental
rmol news logo . BPJS Ketenagakerjaan harus menjadi pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di lingkungan kerjanya, dengan tiga nilai utama, yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong.

"Dengan  membudayakan ketiga nilai ini, kita dapat memberikan warna dan arah GNRM yang berorientasi pada kemajuan, sehingga Indonesia menjadi bangsa  yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa di dunia," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani.

Menurut Puan, Revolusi Mental bukanlah pekerjaan satu-dua hari, melainkan sebuah proyek nasional jangka panjang dan berlangsung secara terus-menerus. Dia pun meminta secara khusus kepada jajaran BPJS Ketenagakerjaan untuk segera melakukan langkah-langkah proses internalisasi dan implementasi nilai Revolusi Mental tersebut secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan.

"Semoga semangat Etos Kerja Merajut Sejahtera di Hari Esok dapat diikuti oleh mitra BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga kedepan jiwa melayani, tertib dan bersih dalam penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan dapat berjalan dengan optimal dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya di Acara Pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental di BPJS Ketenagakerjaan (Rabu, 23/3).

Puan berharap, dengan Pencanangan GNRM ini, akan segera terbangun etos kerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan yang berintegritas, mau bekerja dengan keras, jujur dan cerdas serta dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan semangat gotong royong. Dan praktek GNRM harus dapat dilihat secara nyata dalam bentuk perubahan-perubahan cara pikir, cara kerja, dan cara hidup, yang membangun integritas, etos kerja, dan gotong royong.

"Perubahan-perubahan tersebut haruslah memiliki indikator yang terukur dan terdiri dari indikator yang dapat menggambarkan praktek kerja bersih, kerja tertib, dan kerja melayani," ujarnya yang disambut riuh para direksi dan karyawan BPJS Ketenagakerjaan.

Indikator tersebut antara lain ditunjukan dengan indikator, mulai dari kebersihan lingkungan kantor, kinerja pengelolaan keuangan dan dana jaminan sosial yang taat aturan, pelayanan kepada peserta jaminan sosial yang memiliki kejelasan informasi, kejelasan prosedur, kejelasan waktu, dan kejelasan biaya yang berorientasi pada kepuasan peserta.

"Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan harus dapat menciptakan suasana dan kondisi di mana Peserta BPJS setelah berurusan, pulang dengan tersenyum dan senang, karena merasakan layanan dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan," pintanya.

Pada acara tersebut Puan menandai komitmen dan simbolisasi deklarasi GNRM BPJS Ketenagakerjaan dengan memasang puzzle terakhir dari 1001 puzzle yang membentuk logo GNRM BPJS Ketenagakerjaan.  Puan juga menerima plakat rekor MURI yang menasbihkan pemasangan rekor puzzle tersebut sebagai pemasangan puzzle terbanyak di seluruh dunia.

Puan secara simbolis juga menyerahkan klaim santunan jaminan kecelakaan kerja kepada ahli waris almarhum Bambang Irawan, karyawan Plantation Director PT Satria Multi Sukses dengan total santunan sebesar Rp 3.577.988.210. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA