"Sejak lama daerah-daerah pinggiran dan pulau terluar kehilangan sentuhan ke-Indonesiaannya, dan karena itu negara harus hadir di ufuk timur. Secara alamiah dimana ada gula disitu ada semut, proyek onshore Blok Masela akan menampung 7000 tenaga kerja," kata Ketua Bidang Otonomi Daerah dan Daerah Perbatasan Seknas Jokowi, Nazaruddin Ibrahim, dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 21/3).
Menurut Nazar, pengelolaan lapangan Gas Abadi Blok-Masela dengan cadangan gas alam yang super-duper besarnya menjadi momentum membumikan Nawacita dengan meletakkan kepentingan nasional sebagai landasan utama, yaitu rakyat Maluku sebagai penikmat pertama dari kekayaan alamnya.
"
Enviromental justice pendekatannya dan manusia Indonesia pengendalinya," ujar Nazar.
Menurut Nazar, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi AS dan Menteri ESDM Sudirman Said sudah waktunya untuk lempar handuk karena mereka adalah produk rezim masa lalu yang hanya mengejar devisa dengan cara mengeksploitasi Sminyak-gas bumi dan menjualnya keluar negeri, dengan menempatkan rakyat sebagai penonton.
Dia menambahkan, saatnya sekarang anak bangsa ber-Nawacita memegang kendali pengelolaan SDA guna membangun kemandirian energy berdasarkan kepentingan nasional, pemerataan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
"Nawacita ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran akan memancarkan cahaya ke-Indonesiaan khususnya dari ufuk timur yang telah lama redup.
Proud of nation harus muncul dari lubuk hati rakyat Maluku," demikian Nazar.
[ysa]
BERITA TERKAIT: