Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menperin: Industri Hulu Kimia Perkuat Produksi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 12 Februari 2016, 18:23 WIB
Menperin: Industri Hulu Kimia Perkuat Produksi
rmol news logo Pemerintah mengapresiasi kontribusi Asahimas yang turut memproduksi produk substitusi impor, menambah lapangan kerja, transfer pengetahuan dan teknologi serta menghemat devisa.

Apresiasi tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi pabrik PT Asahimas Chemical di Cilegon (Jumat, 12/2). Asahimas Chemical melakukan perluasan pabrik, menggelar ekspor perdana dan di tahun 2016 ini membangun pembangkit listrik 250 MW. Ekspansi ini didanai dengan investasi USD 885 juta atau sekitar Rp 12,4 triliun.

"Komplek yang terintegrasi di Cilegon ini juga menunjukkan pelaku industri hulu kita memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Sehingga, proses peningkatan nilai tambah tetap berada di sini," jelas Menperin.

Turut hadir Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Komisaris Asahimas Chemical Benny Suherman, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi, Asisten Daerah Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, serta CEO and President Asahi Glass Corp Jepang Takuya Shimamura.

Penanaman investasi yang dilakukan pelaku usaha, imbuhnya, juga menunjukkan Indonesia semakin menarik bagi perusahaan global. Apalagi, industri hulu merupakan bisnis jangka panjang.

Asahimas sendiri membangun fasilitas produksi yang terpadu dari proses klor alkali hingga proses polivinil klorida. Kompleks ini memproduksi bahan-bahan kimia dasar yang sangat diperlukan oleh banyak industri hilir.

Saat ini perusahaan mengoperasikan fasilitas produksi yang terintegrasi dari Klor Alkali hingga PVC, yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Asahimas memiliki tiga jenis pabrik yang dibangun di lahan seluas 91 hektar.

Realisasi investasi seperti ini, menurut Menteri Saleh, memperkuat optimisme proyeksi sektor manufaktur termasuk kimia dasar menjadi motor penggerak pertumbuhan non migas 2016.

Bersama farmasi dan obat tradisional, industri kimia diperkirakan tumbuh 8,5-8,7 persen. Kemenperin menilai, pertumbuhan kimia dasar itu terdorong oleh naiknya kebutuhan bahan kimia dari berbagai kelompok industri seperti industri plastik dan semen.

Menurutnya juga, industri hulu kimia penghasil bahan baku yang terus meningkatkan produksi, menanamkan modal untuk mendongkrak ekspansi, dan menggenjot pemasaran ke domestik dan global menandakan prospek bisnis di Indonesia semakin cerah.

"Jika industri hulu seperti Asahimas menambah produksi, mengekspor dan membangun pembangkit, itu bukti konkret bahwa aktivitas industri kita berputar karena pemakai produknya adalah para industri hilir yang sangat banyak," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA