Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Aufklarung Institue, Dahroni Agung Prasetyo, kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Kamis, 14/1).
Pernyatan Agung ini terkait dengan orasi JK dalam Dies Natalis ke-18 Universitas Paramadina, Jakarta, (Rabu, 12/11). JK waswas tingginya ketimpangan ekonomi nasional bisa berujung kerusuhan besar seperti yang terjadi pada fenomena Arab Spring.
Kata JK, kerusuhan di Timur Tengah bermula dari ketimpangan. Arab Spring dimulai karena gini ratio (derajat ketimpangan) 0,45, dan gini rasio Indonesia saat ini antara 0,41 sampai dengan 0,43. JK pun mengutip laporan Bank Dunia yang berjudul Indonesia's Rising Divide†yang didapat dari survei pada 2014.
Dalam data itu terlibat, selama satu dekade terakhir sebanyak 20 persen penduduk terkaya Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang sangat besar. Bahkan, 1 persen kelompok orang terkaya menguasai 50,3 persen kekayaan, dan 10 persen terkaya menguasai 77 persen kekayaan di Indonesia.
"Hal terpenting kini, apa yang dilakukan JK untuk mengatasi persoalan ini. Lebih-lebih, dalam kasus Indonesia, ketimpangan terjadi karena kolusi dan nepotisme atau perselingkungan antara penguasa dan pengusaha," ungkap Agung.
[ysa]
BERITA TERKAIT: