Benarkah demikian?
"Lihat
kereteg (suara) hati aja," jawabnya usai membuka Festival Drama Musikal Remaja Jawa Barat ke-5, di Gedung Rumentangsiang, Bandung, Kamis (7/1), seperti dilansir
RMOLJabar.
Menurutnya, soal siapa pemimpin suatu daerah ke depan, semuanya bergantung pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia tidak berani secara tegas menyatakan siap maju pada perhelatan politik tersebut.
"Orang sudah ditentukan Allah siapa pemimpin kita. Dan itu sudah ditentukan di
Lauhul Mahfudz," katanya.
Namun dia tidak menutup kemungkinan
running for Jabar 1 jika memang mendapat dukungan dari masyarakat serta partai politik yang ada.
"Yang jelas bagaimana petunjuk. Petunjuknya, kan bisa macem-macem. Dari elu bisa, dari seorang tukang warung bisa juga. Hanya Allah yang menggerakkan mahluk-Nya. Jadi melalui mahluknya orang mendapat petunjuk. Kalau nggak ada partai yang dukung, mau ngapain?" katanya.
Baginya, pendekatan terhadap lembaga politik merupakan modal utama untuk mendapat usungan atau dukungan. Komunikasi yang baik menjadi kunci utama baginya untuk mendapat keyakinan dari partai pengusung.
"Upaya-upaya ini yang harus dilakukan sebagai seorang manusia. Jadi, sebelum kita lahir sebetulnya sudah ditentukan, nanti gubernur yang akan datang siapa, hanya Allah yang tahu, tinggal bagaimana menggerakkan manusia-manusianya," papar Demiz, sapaannya.
Ia menegaskan, akan mengikuti perkembangan yang ada, bergantung pada kesiapan diri serta kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. "Kita ikuti saja. Kita kan nggak ngerti kebutuhan kita yang sesungguhnya," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: