Pasalnya, selain sebagai Dirjen Kebudayaan yang mempunyai kewenangan untuk mendorong penuntasan riset Gunung Padang, Hilmar Farid juga seorang sejarawan. Sehingga diharapkan lebih lebih objektif menilai riset TTRM.
"Gunung Padang merupakan ibu kandung dari peradaban. Tabir sejarah bangsa ini harus diluruskan. Sebagai seorang sejarawan, Hilmar Farud jelas lebih objektif menilai riset Gunung Padang," ujar Donna Dorenty Moza, perwakilan dari Komunitas Gunung Padang Indonesia, di Lampung, Senin (4/2).
Dia berharap kewenangan yang dimulai Hilmar tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk kemajuan budaya dan peradaban bangsa. Gunung padang salah satu dari bukti majunya kebudayaan kita.
"Bung, Riset ini dilakukan oleh anak bangsa. Dengarkan pemaparan mereka (ahli), lalu kunjungi Gunung Padang. Bung pasti terketuk dan bersemangat menyelesaikan riset ini," ungkapnya.
Dia menegaskan tak ada yang salah dengan riset ini. Negara sudah mengakuinya melalui Perpres 148 tahun 2014 yang ditandatangi Presiden SBY. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode lalu (M. Nuh) juga mengakui riset ini melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 225/P/2014
"Negara tentu mempunyai landasan objektif mengeluarkan Kepres dan Kepmen gunung padang. Bahkan, forum-forum ilmiah dunia internasional mengapresiasi riset Gunung Padang. TTRM juga sering di undang menjadi pembicara (pemaparn riset) gunung padang di berbagai negara," tandasnya.
"Jagan ragu, tak perlu takut akan bayangan. Ayo bung kita tuntaskan riset gunung padang," sambungnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: