Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cegah Aksi Terorisme, Perketat Pengawasan Wilayah Perbatasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 04 Desember 2015, 17:08 WIB
Cegah Aksi Terorisme, Perketat Pengawasan Wilayah Perbatasan
Saud Usman
rmol news logo Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya-upaya pencegahan aksi terorisme. Salah satunya, mewaspadai warga negara Indonesia yang hendak pergi atau pulang dari Suriah untuk mengantisipasi ada atau tidaknya keterkaitan dengan Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS)

"Tidak hanya WNI yang disinyalir akan pulang atau pergi ke luar negeri (Suriah), tapi kami juga mengantisipasi WNI yang baru pulang dari luar negeri," jelas Kepala BNPT Saud Usman dalam keterangan persnya (Jumat, 4/12).

"Ini dilakukan karena kami menduga sebagian dari WNI itu merupakan anggota jaringan terorisme yang sengaja memanfaatkan jalur TKI ilegal untuk kembali ke Indonesia dan nantinya membuat teror di sini. Untuk itu, semua lini harus waspada, terutama pintu keluar masuk perbatasan," sambungnya.

Menurutnya, pengawasan wilayah perbatasan dari ancaman terorisme adalah salah satu bagian dari upaya BNPT dalam melakukan pencegahan terorisme. Ia berharap kedepan pencegahan terorisme di Indonesia semakin masif seperti yang telah dilakukan melalui dialog, workshop, dan pencanangan tahun damai di dunia maya.

Apalagi, Indonesia pernah merasakan dampak langsung akibat lemahnya sistem pengawasan di wilayah ini. Pergerakan organisasi teroris transnasional di beberapa tahun silam, seperti yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah, bertumpu pada wilayah perbatasan ini.

Bahkan sejumlah gembong teroris seperti seperti Azahari dan Noordin M Top terbukti menggerakkan kelompoknya melewati perbatasan Filipina-Malasyia-Indonesia. Pergerakan kelompok teroris di wilayah ini tidak terbatas hanya pada penyelundupan para pelaku teroris saja, melainkan juga penyelundupan senjata yang digunakan untuk kegiatan terorisme.

Disamping itu, daerah perbatasan seperti Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara yang selama ini, juga sering menjadi persembunyian.

"Jadi kepada masyarakat diharapkan partisipasi aktif dalam pencegahan terorisme ini dengan memberikan informasi kepada aparat bilamana di lingkungnnya ada kegiatan mencurigakan dari sekelompok orang yang ekslusif dan tidak mau bersosialisasi dan malah mengkafirkan orang lain," tukas Saud.

Selama ini wilayah perbatasan sering disepelekan dalam upaya mencegah terorisme sehingga sering kecolongan dan dijadikan langganan keluar masuk pelaku terorisme.

"Ini tidak boleh terjadi. Makanya sekarang pengawasan di daerah perbatasan dan pintu masuk di bandara, pelabuhan, dan terminal, diperketat. Semua itu dilakukan demi mencegah ancaman terorisme di Indonesia. Kami, BNPT tentu tidak bisa bekerja sendiri, sehingga kami minta peran aktif seluruh stake holder dan juga masyarakat dalam mendukung program pencegahan terorisme," pungkasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA