"Saya melihat itu hanya propaganda. Karena ekonomi China masih tumbuh 7 persen," jelas pengamat ekonomi Revrisond Baswir saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL siang ini (Minggu, 12/7).
Lebih jauh dia menjelaskan, propaganda tersebut berasal dari negara-negara Barat. "Ya tujuanya untuk mengambat ekonomi China, menghambat ekspansi," sambung dosen Universitas Gajah Mada ini.
Meski begitu, dia menambahkan, bukan berarti Indonesia bisa santai. Pemerintah tetap harus kerja keras.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan China, banyak pasar yang harus dibuka seperti India yang ekonomi juga sedang tumbuh," lanjutnya.
Soal pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang lebih mengkhawatirkan pelemahan ekonomi China dibanding krisis yang terjadi di Yunani, dia pun mengamini. "Itu logis. Karena kalau dibandingkan antara China dan Yunani, nggak nyambung," jelasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: