Kampanye Penggunaan Transportasi Massal Terbukti Tak Berhasil

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Selasa, 23 Juni 2015, 10:59 WIB
Kampanye Penggunaan Transportasi Massal Terbukti Tak Berhasil
ilustrasi/net
rmol news logo . Kampanye pemerintah agar warga Jakarta beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal terbukti tak berhasil.

"Layanan transportasi massal, seperti kecepatan dan kenyamanan, masih menjadi kendala sehingga pekerja tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi," kata Pollster Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI), Hendri Satrio, dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 23/6).

Berdasarkan survei KedaiKOPI, mayoritas pekerja profesional di kawasan bisnis Jakarta, atau sekitar 80,4 persen, lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Hanya 13,6 persen yang lebih memilih kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Sementara sisanya, atau sekitar 6 persen, tidak menjawab.

Responden survei ini adalah pekerja di kawasan bisnis Jakarta. Survei dilakukan terhadap 250 responden yang merupakan pekerja di kawasan segi tiga emas (bisnis) Jakarta yaitu di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin dan Kuningan-Rasuna Said. Pemilihan sample dilakukan menggunakan metode purposive sampling.

"Walhasil, kemacetan masih tetap berlangsung. Padahal dari survei yang sama, pekerja menganggap kemacetan menjadi pokok persoalan (51,6 persen), ketimbang harga kebutuhan pokok dan harga BBM yang mahal," ungkap Hendri.

Hendri menambahkan, pada ulang tahun Jakarta ke-488 pada 22 Juni ini, kemacetan tetap menjadi persoalan pokok ibu kota. Dengan survei ini, KedaiKOPI merekomendasikan pemerintah pusat dan daerah harus terus membenahi lalu lintas di Jakarta.

"Perlu berbagai terobosan untuk mengurai kemacetan di jalanan ibu kota. Sembari membenahi fasilitas transportasi massal, pemerintah juga perlu terus mensosialisasikan pemakaian transportasi massal atau kendaraan yang lebih ramah lingkungan seperti sepeda," demikian Hendri. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA