Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indonesia yang Masih Karut-Marut Semakin Membuat Sejumlah WNI Gabung ke ISIS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 23 April 2015, 02:37 WIB
Indonesia yang Masih Karut-Marut Semakin Membuat Sejumlah WNI Gabung ke ISIS
hamdi muluk
rmol news logo Warga Negara Indonesia (WNI) yang pergi ke Timur Tengah dan bergabung dengan Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS) dinilai ibarat kemasukan racun radikalisme. Penawar dan melawan racun tersebut dengzan meyakinkan mereka bahwa NKRI yang berdasarkan Pancasila.

Bahkan bisa menuju baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, negeri yang sentosa, adil dan makmur di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Pengampun. "Bahkan untuk berjihad di NKRI juga bisa, tetapi dengan jihad yang positif," ujar Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr Hamdi Muluk (Rabu, 22/4).

Menurut Hamdi, mereka yang nekad pergi ke Suriah karena berpikir di Indonesia sudah tidak ada harapan lagi mendirikan negara Islam. Kondisi itu dipicu dengan keadaan negara kita yang masih karut marut ditambah korupsi yang masih merajalela, dan ketidakadilan, serta kelakuan pejabat yang tidak benar.

"Itu membuat daya tarik Indonesia di mata mereka menjadi rendah sehingga mereka berbondong-bondong ingin ke sana. Apalagi ada jaminan masa depan yang dijanjikan ISIS," terang Hamdi.

Namun, lanjut Hamdi, jika berpikir jernih, mereka seharusnya sadar ISIS bukan negara impian mereka. " Jika sadar dan kritis, seharusnya mereka sudah tahu. Masak negara Islam bengis dan tidak mencerminkan sikap Islami dengan melakukan eksekusi seenaknya serta tindakan tidak berperikemanusiaan lainnya," terang Hamdi.

Karena itu tugas seluruh bangsa Indonesia membuat benteng antisipasi terhadap gerakan-gerakan radikalisme tersebut. Hamdi mengatakan bahwa counter radikalisasi terus dilakukan seluruh masyarakat bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan badan-badan terkait lainnya.

"Intinya tugas kita bagaimana bisa menyaring para remaja agar tidak ikut pengajian yang berhaluan keras. Mereka harus punya rasa cinta Tanah Air yang tinggi serta pemahaman agama benar, terlebih remaja biasanya sangat mudah terkena rayuan karena pemahaman mereka masih sepotong-sepotong," tandas Hamdi.

Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PKB KH Maman Imanulhaq (Kyai Maman) mengatakan, cinta tanah air bisa jadi senjata perangi masuknya faham radikalisme, terutama ISIS.

"Problem menanamkan arti cinta tanah air Indonesia terbentur dengan adanya ideologi transnasional dan transaksional. Bagi sebagian masyarakat ideologi itu dianggap sebagai ideologi internasional. Padahal kita tahu semua orang Indonesia harus punya sikap cinta tanah air karena orang yang tidak punya cinta tanah air, berarti mereka tidak memiliki sejarah," kata Kyai Maman. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA