Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Buya Syafii: Bangsa Ini Terlalu Lama Pingsan dan Abai pada Persoalan Besar Kebangsaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 15 April 2015, 22:50 WIB
Buya Syafii: Bangsa Ini Terlalu Lama Pingsan dan Abai pada Persoalan Besar Kebangsaan
garin nugroho-buya syafii
rmol news logo Buku "Islam dalam bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan" karya Ahmad Syafii Maarif diluncurkan di Auditorium CSIS, di bilangan Jakarta Pusat Selasa (14/4) malam. Peluncuran buku yang dikemas dalam acara talkshow dipandu budayawan Garin Nugroho itu adalah bagian dari rangkaian kegiatan menyambut 80 mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang akrab disapa Buya Syafii tersebut.

"Kami berinisiatif membuat rangkaian acara selama tahun 2015 ini, bentuk ungkapan syukur bahwa Buya Syafii dikaruniai umur panjang dan kesehatan. Bisa jadi cermin untuk kalangan generasi muda agar mengikuti jejaknya, tak lelah berbuat untuk bangsa dan memperjuangkan kebajikan meski sudah sepuh," ujar Direktur Eksekutif MAARIF Institute Fajar Riza Ul Haq dalam keterangan persnya.

Selain penerbitan buku, MAARIF Institute juga akan mengadakan pementasan teater biografi Ahmad Syafii Maarif (ASM), penerbitan buku biografi pemikiran dan Komik Syafii Maarif. "Semua kegiatan ini akan berlangsung selama tahun 2015 ini dan akan melibatkan banyak pihak dengan beragam latar belakang," ungkap Fajar.

Beberapa tokoh nasional tampak hadir dalam acara tersebut seperti Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Uskup Agung Jakarta Mgr. Ign Suharyo, Guru Besar STF Driyarkara Prof. Frans Magnis Suseno, Abdillah Toha, Jusuf Wanandi, Jacob Tobing, Sofjan Wanandi dan Lie Kamadjaja. Nampak pula dalam deretan tamu undangan beberapa tokoh muda seperti KH. Maman Imanulhaq, Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Bara Hasibuan dan masih banyak lagi.

Buku tersebut memuat gagasan reflektif Buya Syafii Maarif yang lahir dari keprihatinan bahwa umat Islam, sebagai penduduk mayoritas Nusantara, semestinya tidak lagi memersoalkan hubungan Islam, Keindonesiaan dan Kemanusiaan. Jika keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan telah senapas dalam jiwa, pikiran dan tindakan umat Muslim Indonesia, Islam Indonesia akan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa.

Sebuah Islam yang dinamis dan bersahabat, yang memberikan keadilan, keamanan, dan perlindungan kepada semua penduduk Nusantara. Beragam isu yang dibahas dalam buku tersebut dikupas secara runtut dalam suasana yang hangat. "Bangsa ini terlalu lama pingsan dan abai pada persoalan besar kebangsaan. Kita paceklik negarawan," ujar Buya Syafii Maarif, yang juga pendiri MAARIF Institute tersebut.

Sementara itu dalam testimoninya, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa kritikan-kritikan Buya adalah cambukan dan bentuk saran bagi segenap anak bangsa. "Yang paling saya takutkan dikatakan politisi rabun ayam atau politisi kumuh seperti yang dikatakan Buya. Karena itu, sekarang tugas MPR bukan saatnya untuk sosialisasi melainkan pemenuhan janji kebangsaan”, pungkas Ketua MPR-RI 2014-2019 ini. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA