Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PM Australia Telah Merusak Makna Empati untuk Kemanusiaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 23 Februari 2015, 21:42 WIB
PM Australia Telah Merusak Makna Empati untuk Kemanusiaan
Dahnil Anzar Simanjuntak
rmol news logo Tony Abbot telah merusak makna berempati dan simpati dalam kemanusiaan universal. Karena Perdana Menteri Australia itu mengungkit bantuan negaranya kepada korban Tsunami Aceh saat meminta Indonesia membatalkan hukuman mati terhadap dua warganya yang tersangkut kasus narkoba.

"Disayangkan pernyataan tersebut keluar dari Perdana Menteri Australia, negara besar yang selalu mengusung demokrasi dan kemanusiaan sebagai ciri bangsa dan negara beradab," jelas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (Senin, 23/2).

Menurut Dahnil, pernyataan tersebut bukan saja menyakiti hati masyarakat Aceh, tapi melukai rakyat Indonesia secara keseluruhan. "Bila Abbott serius dengan statement tersebut, Pemuda Muhammadiyah bersama rakyat Indonesia siap bersama-sama membayar 'tagihan' Abbott tersebut," tegas Dahnil.

Karena itu, Pemuda Muhammadiyah menyarankan Pemerintahan Joko Widodo tidak takut dan bergeming dengan ancaman negara mana pun berkaitan dengan putusan hukum menghukum mati para pengedar narkoba tersebut, sekeras apapun tekanan dari negara asal para pengedar tersebut.

"Pemuda Muhammadiyah juga mendesak agar eksekusi mati segera dilakukan terhadap kelompok 'Bali Nine' dan para pengedar lainnya yang sudah ditetapkan oleh pengadilan, jangan lagi ragu. Masyarakat Indonesia mendukung penuh hukuman mati bagi pengedar narkoba yang telah merusak masa depan anak bangsa," demikian Dahnil.

Siang tadi, Presiden Jokowi meminta agar ucapan PM Australia yang mengungkit bantuan pada bencana tsunami Aceh 2005 lalu tidak perlu diperpanjang. "Itu kan udah diklarifikasi kemarin," jelas Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (23/2).

Jokowi merasa, dengan klarifikasi tersebut masalahnya sudah selesai. Karenanya, media tidak perlu membesar-besarkan lagi. "Kita melihat sudah ada klarifikasi, saya kira sudah. Kamu-kamu jangan manas-manasi,” cetusnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA