Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Korban Tsunami Lelang Batu Giok untuk Kembalikan Bantuan Australia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 23 Februari 2015, 03:31 WIB
Korban Tsunami Lelang Batu Giok untuk Kembalikan Bantuan Australia
ilustrasi
rmol news logo Masyarakat korban tsunami sakit hati terhadap pernyataan Perdana Menteri Tonny Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan tersebut. Karena itu, mereka siap mengembalikan bantuan Australia untuk Aceh senilai Rp13 triliun untuk rehab rekonstruksi pascatsunami 26 Desember 2004 lalu.

Tonny mengungkit bantuan tersebut terkait eksekusi hukuman mati terhadap terpidana mati WNA Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Koordinator Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra mengatakan, untuk mengembalikan bantuan Negara Kangguru tersebut masyarakat melakukan pengalangan dana serta lelang batu giok Aceh. Pemerintah diharapkan mendukung aksi itu.

"Berapalah cuma Rp13 triliun bantuan mereka. Tapi sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima. Rakyat Aceh bahkan Indonesia kami yakin tidak pernah meminta bantuan dari mereka, itu dana kemanusiaan," tegas Edi di Meulaboh, Minggu (22/2).

Selain melakukan aksi lelang batu giok, belasan masyarakat korban tsunami di Aceh Barat, Minggu siang membuat aksi menggali dua lubang kubur di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan sebagai bentuk dukungan terhadap eksekusi mati terpidana mati WNA Australia.

"Kami meminta terpidana mati ini segera dieksekusi dan mayatnya dikubur di Aceh Barat untuk mengobati rasa sakit hati rakyat Aceh atas pernyataan petinggi Australia itu," tegasnya, seperti dilansir Antara.

Mengaitkan kontribusi Pemerintah Australia membantu pembangunan sedikit infrastruktur di provinsi ujung barat Indonesia itu pascatsunami, tidak seimbang apabila dua terpidana mati Australia harus dibatalkan ataupun dikurangi hukuman.

Bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kerusakan negara Indonesia akibat perbuatan mereka sebagai gembong narkotika, karena itu pantas apabila segera dieksekusi mati mendapat dukungan rakyat Indonesia.

Terlebih lagi Gubernur Aceh Zaini Abdullah ikut mengecam pernyataan PM Australia Tonny Abbott, karena mengaitkan bantuan untuk Aceh dengan persoalan penegakan hukum di Indonesia merupakan sikap yang tidak etis.

"Kami dukung eksekusi hukuman mati untuk WNA manapun yang jelas-jelas menghancurkan rakyat Indonesia dengan narkoba, persoalan mereka beri bantuan biar kami galang dana untuk mengantikannya," katanya menambahkan. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA