Pada Jumat lalu, Toto Riyanto sudah hadir di Istana Presiden Brasil bersama-sama diplomat yang baru ditunjuk dari Venezuela, El Salvador, Panama, Senegal, dan Yunani, tetapi dia tidak ikut serta dalam upacara.
Sikap Presiden Dilma Rousseff tersebut karena penolakannya atas pelaksanaan hukuman mati kepada warganya di Indonesia terkait kasus narkoba.
Menurut mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, kita bisa balas sikap Brasil tersebut dengan membatalkan pembelian Alutsista dari negara itu.
"Tindakan Pres Brazilia batalkan penyerahan surat kepercayaan Dubes kita, bisa kita balas dng pembatalan pembelian alutsista, alihkan ke DN," jelas Endriartono seperti dikutip dari akun Twitter-nya, (Senin, 23/2).
Namun, dia mengingatkan, eksekusi mati para terpidana narkoba jangan sampai terkesan ada diskriminasi. "Jangan seperti penenggelaman kapal ikan ilegal," ungkapnya.
Apalagi, saat akan mau melaksanakan eksekusi, tiba-tiba ada keputusan ditunda. "Tapi menyangkal akibat tekanan. Kalau belum siap kenapa sdh diputuskan. Membingungkan!!!" ungkapnya terkait dugaan penundaan pelaksanaan hukuman mati karena ada intervensi dari Australia.
[zul]
BERITA TERKAIT: