Dari semua persoalan yang pelik itu, yang paling berbahaya adalah defisit
current accounts yang dapat membuat rupiah terjun bebas hingga mencapai Rp 13.000 per dolar AS pada Desember tahun ini.
Hal ini disampaikan Rizal Ramli dalam kultwitnya beberapa saat lalu di alamat
@ramlirizal. Berikut adalah kutipan utuh kultwit Rizal Ramli.
Pemerintahan baru akan menghadapi tiga masalah sulit. Pertama, oposisi yang kuat dan agresif. Tapi bisa jadi
counterpart check and balance.
Kedua, warisan SBY yang bisa menjadi bom waktu, yakni quatro defisits berupa defisit perdagangan,
current accounts,
balance of payments dan APBN.
Media rame hanya soal APBN, padahal yang paling berbahaya adalah defisit
current accounts. Ini yang akan membuat rupiah anjlok hingga Rp 13.000 per dolar AS pada Desember 2014.
Pejabat tinggi ekonomi mengerti korporasi dan projek, tapi tidak paham ekonomi makro. Bagai pilot salah pencet instrument di kokpit. Terpuruk.
Warisan
quatro deficits SBY membuat makro ekonomi lampu kuning. Prioritas pemerintah baru, kembalikan kondisi fundamental ekonomi lampu hijau.
Ketiga, kekuatan ekonomi Asia seperti China dan Jepang sedang mengalami koreksi dan perlambatan. Tapi ini juga momentum untuk menjadi
top performer di Asia.
APBN 2015 yang disiapkan SBY & Chatib Basri penuh jebakan Batman yang mewariskan masalah dan nyaris tidak ada ruang fiskal untuk program Jokowi.
Prioritas penting Jokowi adalah membongkar APBN 2015 yang penuh masalah dengan terobosan inovatif agar ada ruang fiskal untuk program pro-rakyat.
Perhitungan kami, dengan membuat BBM Rakyat dan prinsip subsidi silang, dan kebijakan terobosan, bisa disediakan tambahan ruang fiskal Rp 500 triliun.
Di luar APBN, revaluasi asset BUMN (Rp 450 triliun) akan meningkatkan nilainya dua hingga tiga kali lipat. Seperti yang RR (pengkultwit) lakukan di PLN tahun 2000, dan membuat aset PLN naik empat kali.
Dengan revaluasi, modal BUMN akan meningkat sangat besar, kapasitas BUMN tambah $100Milyar. Seperti China, BUMN jadi motor pembangunan RI.
[dem]
BERITA TERKAIT: