Prabowo berpisah dengan isterinya Titik Soeharto karena faktor politik pada saat terjadi gejolak politik domestik tahun 1998. Setelah perpisahan tersebut, Prabowo tidak pernah berfikir untuk menikahi wanita lain.
"Kalau akhirnya nanti Prabowo rujuk dengan Titik, itulah buah kesetiaannya pada pasangan hidup," jelas tim pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen (Purn) J. Suryo Prabowo dalam pesan singkatnya (Selasa, 1/7).
Kesetiaan Prabowo juga sangat besar pada negara. Mantan Kasum TNI ini menjelaskan, Prabowo pernah ditawari akan diangkat menjadi warga negara kehormatan Kerajaan Yordania karena jasa-jasanya.
"Tetapi dia memilih tetap menjadi WNI dan kembali ke tanah air untuk membangun bangsanya," jelas Suryo, yang mengungkapkan itu kemarin, dalam acara konsolidasi Perempuan PPP se-Jawa Tengah di Kendal.
Lebih jauh mantan Wakil KSAD ini mengungkapkan, pada pertengahan tahun 1970-an, di saat capres lain mungkin sedang kuliah, Prabowo sudah berjuang memertaruhkan jiwa untuk Indonesia di Timor Timur.
Bahkan hanya beberapa hari setelah pernikahannya dengan Titiek, Prabowo kembali melakasanakan tugas tempurnya di Timor-Timur.
"Ketika sudah menjadi perwira tinggi pun, Prabowo pertaruhkan jiwanya untuk selamatkan warga negara asing yang disandera OPM di Mapenduma, Papua demi Indonesia," ungkap dia.
Karena itu dia mengungkapkan, masyarakat tidak ragu memilih Prabowo Subianto pada Pilpres 9 Juli mendatang. "Karena Prabowo menjadi presiden bukan disuruh orang lain. Tetapi karena terpanggil untuk mewujudkan Indonesia Raya yang berdaulat, bermartabat dan sejahtera," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: