Hal ini diperlukan agar gerakan mahasiswa dapat terus berjuang mencerdaskan politik masyarakat dan terhindar dari kepentingan pragmatisme yang mencederai perjuangan mahasiswa bersama rakyat.
“Gerakan mahasiswa itu adalah suara hati rakyat Indoensia yang harus menghindarkan diri dari pragmatisme politik. Maka, pemberian dukungan kepada salah satu kandidat dalam Pilpres 2014 jelas sebuah kesalahan besar yang harus dihindarkan gerakan mahasiswa, " jelas Ketua Presidium Nasional Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Herdi Jayakusumah dalam keterangan persnya, Selasa, (1/7)
Karena itu, dia menyayangkan sikap sejumlah mahasiswa yang mengaku alumni KAMMI mendukung capres baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Sikap para alumni itu dianggap sebagai bentuk intervensi berlebihan karena mencatut nama organisasi untuk memuaskan ambisi politiknya semata.
"KAMMI tak memberikan dukungan kepada capres manapun.Adanya alumni KAMMI, atau siapapun yang menggunakan nama KAMMI walaupun dengan tambahan istilah lainnya yang memberikan dukungan itu adalah perilaku oknum tak mewakili aspirasi kader KAMMI Se-Indonesia. KAMMI Nasional menolak sikap para alumni yang membawa nama KAMMI demi kepentingan pribadinya semata, “ tambahnya.
Herdi meminta para alumni bersikap jantan, jika ingin memberikan dukungan selayaknya mereka menggunakan nama pribadi, jangan secara sembarangan membawa nama KAMMI sehingga merusak kredibilitas organisasi yang berdiri sejak 29 Maret 1998.
“KAMMI Nasional mendesak para alumni menghentikan akrobat politiknya. Jangan menyeret KAMMI ke lingkaran politik pragmatis, KAMMI dengan nama besarnya harus tetap berjuang memberikan pendidikan politik ke masyarakat tanpa harus terjebak urusan dukung-mendukung, “ tutupnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: