"DMI punya tanggungjawab memperbaiki akustik masjid. Dengan cara itulah, kami berharap pemberdayaan dan kesejahteraan masjid dapat terwujud dengan baik," ujar Sekjend DMI, Imam Addaruquthni, saat membuka pelatihan akustik, Senin (16/6).
Menurut Imam, jumlah masjid dan mushola sekitar 850 ribu, namun sebagian besar akustiknya buruk. Kualitas yang buruk itu, lanjut Imam, pada akhirnya mengganggu kekhusyukan beribadah.
"Kita lihat, khotib berceramah, tapi jamaah banyak yang tidur. Itu antara lain disebabkan kualitas soundsystem yang mendengung, tidak paham apa yang disampaikan penceramah, akhirnya pesan dakwah pun tak sampai," papar tokoh Muhammadiyah itu.
Sementara itu, Ketua Departemen Kominfo dan Kerjasama Antar Lembaga, Rudiantara, menegaskan, pelatihan akustik ini merupakan yang kelima diadakan oleh DMI. Kali ini, lanjut dia, diikuti 27 peserta dari Jakarta dan provinsi di Jawa.
"Kami bersyukur, hasil pelatihan tahap pertama hingga keempat (teknisi) sudah bekerja membenahi kualitas akustik masjid dengan baik. Kami berharap semakin banyak kalangan yang terlibat dalam upaya mensejahterakan dan memakmurkan masjid tersebut," kata Rudi.
Ia menambahkan, DMI di bawah kepemimpinan HM Jusuf Kalla mementingkan aksi, kerja nyata, yang langsung hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak. Karena itulah, program perbaikan akustik ini terus dipantau Jusuf Kalla.
Sejak diluncurkan tahun lalu, tambah Rudi, DMI bekerjasama dengan perusahaan elektronika TOA, telah memperbaiki kualitas akustik masjid kurang lebih 400 masjid di Jakarta dan wilayah Jawa.
Sekretaris Kominfo DMI, Hery Sucipto, menambahkan DMI juga melengkapi program tersebut dengan mobil pemelihara masjid sebanyak 100 unit yang setiap hari keliling membenahi akustik masjid.
"Pak JK ingin keberadaan masjid tidak hanya untuk beribadah saja, tapi juga dapat memakmurkan masyarakat sekitar dan menjadi tempat solusi serta aktifitas berbagai bidang kemasyarakatan," pungkas Hery.
[zul]
BERITA TERKAIT: