Menurut pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Faisal Nurdin Idris setidaknya ada lima kelebihan Hatta, yang ia tunjukkan selama di pemerintahan. Pertama adalah nasionalis. Pemberlakuan UU 4/2009 tentang Minerba pada 12 Januari 2014 yang menghentikan ekspor bahan mentah dari perut bumi nusantara merupakan kerja keras tandem Prabowo, yang diusung Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar dan PBB tersebut.
"Kedua, selama menjabat menko perekonomian 2009 - 2014, kinerja ekonomi Indonesia terus positif. Ekonomi Indonesia naik menjadi nomor 10 dunia," ungkap Faisal Nurdin Idris (Minggu, 25/5).
Ketiga, sejak menjabat Menristek 2001 sampai Menko Perekonomian 2014, Hatta tidak pernah menggunakan fasilitas voorijder atau pengawalan. Ia rela terjebak macet seperti warga biasa pada umumnya.
Keempat, Hatta tidak haus kekuasaan. Sejak 2009 dia diramalkan menjadi cawapres SBY, namun setelah SBY memilih Boediono, Hatta justru menjadi ketua tim kampanye nasional SBY Boediono, sikap yang jauh dari pemburu kekuasaan.
Kelima, Hatta berhasil memecah kebuntuan komunikasi antara SBY dan Mega. Dia juga menyelesaikan aksi buruh yang menutup jalan tol Jakarta-Cikampek. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya pada 2013 memberikan penghargaan kepada Hatta sebagai narasumber yang ramah.
"Pengalaman sebagai teknokrat menjadi modal penting untuk memperbaiki negeri ini," demikian Faisal Nurdin Idris.
Kekaguman pada sosok Hatta ini juga disampaikan sejumlah tokoh nasional. Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, salah seorangnya. "Hatta sosok yang low profile jadi itu penting sekali. Orang rendah hati itu gampang belajar. Tidak bisa kita memiliki pemimpin yang tertutup. Dan saya paling suka orang rendah hati dan orang bisa maju karena rendah hati," ungkap Hary. [zul]
BERITA TERKAIT: