Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) Yusuf Lakaseng dalam keterangan pers yang diterima sesaat lalu (Sabtu, 24/5).
Namun, dalam menentukan pilihan tersebut, jelas Yusuf, rakyat tidak boleh terilusi oleh fenomena permukaan dari politik teaterikal pencitraan di atas panggung, karena itu bisa menipu dan menyebabkan salah pilih yang taruhanya nasib rakyat dan demokrasi. "Rakyat harus mencermati betul kedua pasangan," ungkapnya.
Lebih jauh menurutnya, memperhatikan visi dan program kerja, juga belum bisa memastikan kualitas kebaikan dari capres dan cawpres. Sebab itu bikinan para intelektual yang menjadi think tank, yang bisa jadi capres-cawapresnya sendiri tidak tahu atau tidak menguasai.
Agar tidak tertipu, rakyat harus memperhatikan betul, rekam jejak dari figur capres-cawapres. Rekam jejak tidak bisa menipu bagaimana prilaku dan integritas dari masing-masing capres dan cawapres baik dalam keseharian mereka maupun dalam pengabdian mereka di pemerintahan.
"Kedua rakyat harus melihat bagaiman proses koalisi dari kekuatan politik dalam membangun kerjasama ada transaksi atau tidak, serta siapa saja isian dari koalisi itu. Lihat karakter dan prilaku dari pimpinan partai-partai yang berkoalisi, terutama dalam hal prilaku bebas korupsi, komitmen pada multi kulturalisme, demokrasi serta HAM," urainya.
Dari dua kriteria di atas, dia menyimpulkan, Jokowi-JK yang mengantonginya. Rekam jejak pasangan yang diusung PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura itu memperlihatkan kalau merka anak kandung dari kehendak rakyat yang hidup di alam reformasi yang demokratis.
"Mereka
clear dari hal-hal kontroversial dalam berbagai hal, bahkan mereka menunjukan karakter yang jujur dan membela rakyat, sesuatu yang sudah lama hilang dari politik mutakhir kita yang makin transaksional ini," demikian Yusuf Lakaseng.
[zul]
BERITA TERKAIT: