Politisi senior Partai Golkar MS Hidayat, mengaku siap bertarung memperebutkan kursi orang pertama partai berlambang pohon beringin itu dalam Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.
Menteri Perindustrian itu telah meminta izin kepada Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) mengenai niatnya tersebut.
“Saya sudah minta izin maju kepada Pak ARB, dan sudah resmi diizinkan jadi calon ketum Golkar,†ujar MS Hidayat kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:Siapa yang sudah menyatakan siap maju dalam Munas?Pak Agung Laksono juga su-dah bicara. Kita tunggu saja. Penetapannya harus disesuaikan dengan jadwal pemilihan capres.
Kapan nama-nama calon itu ditetapkan?Setelah Pilpres 2014.
Anda sudah menggalang dukungan DPD?Belum. Saat ini kita masih menjajaki program pilpres.
Apa ARB juga berencana mencalonkan diri?Nggak. Di Golkar nggak ada yang maju dua kali.
Bagaimana dengan Jusuf Kalla?Sampai saat ini, nggak ada wacana beliau jadi ketua umum lagi. Kalau dalam bursa cawapres, Pak JK (Jusuf Kalla) memang salah seorang calon di antara beberapa kader Golkar lainnya, seperti Pak Akbar Tandjung dan Pak Luhut Panjaitan.
Golkar akan mengevaluasi pencapresan ARB dan mengusung cawapres?Saya sudah berkomunikasi dengan Pak ARB dan beberapa pimpinan yang lain.
Di antaranya Pak Luhut. Mereka tetap menetapkan pencalonan Pak ARB. Tapi, dengan siapa cawapresnya belum ada keputusan.
Apa kriteria cawapres pendamping ARB?Menurut saya, cawapres yang akan dipilih Golkar adalah orang yang bisa memberikan nilai tambah dan kontribusi dukungan.
Artinya Partai Golkar siap dengan pembagian kekuasaan?Saya nggak keberatan istilah koalisi dan membagi-bagi kursi atau power sharing. Selama dilakukan dengan niat dan tujuan baik, itu bukan sesuatu yang salah.
Di mana pun, pembentukan kabinet sebuah koalisi, kursi tidak dimonopoli sendiri, ada pembagian kekuasaan. Tapi, untuk kepentingan menjalankan program.
Ada kemungkinan ARB jadi cawapres?Nggak. Beliau nggak mau. Menolak jadi cawapres.
Bagaimana dengan sejumlah kader Golkar yang disebut-sebut layak mendampingi Jokowi?Ada tiga kelompok di Golkar yang menyuarakan itu. Ada yang mengusung Pak Jusuf Kalla, ada yang mendukung Pak Akbar Tandjung, dan ada juga yang mendukung Pak Luhut Panjaitan. Itu belum menyatu.
Ketua Umum bertugas membuat suatu pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini. ***