Demikian disampaikan Direktur The Indonesian Reform Syahrul Efendi Dasopang, kepada
Rakyat Merdeka Online, malam ini (Kamis, 17/4).
"Perpaduan Prabowo sebagai figur anti dikte asing dan
strong leadership dengan Hatta sebagai figur berpengalaman dalam pemerintah sekaligus simbol bagian dari aspirasi politik umat Islam dapat menjadi kombinasi yang berprospek untuk memenangkan Pilpres," jelas Syahrul.
Meski begitu, menurut Syahrul, Prabowo harus berusaha menegikis imej dirinya yang terlanjur dikenal sebagai komandan militer Orde Baru yang diduga terlibat pelanggaran HAM. Kedua, Prabowo harus mengikis imej dirinya sebagai figur yang sulit diakses rakyat.
"Saya kira ia harus mematahkan imej yang kedua saja dengan mengunjungi lebih intensif lagi rakyat-rakyat pedesaan dan masyarakat urban-urban yang termarginalkan," ungkap Syahrul, mantan Ketua Umum PB HMI ini.
Sementara Hatta, sambung Syahrul, cukup memusatkan sosialisasi politiknya kepada kelas menengah, muslim, ormas-ormas Islam seluruhnya tanpa terkecuali.
Sedangkan Jokowi, Syahrul juga menganjurkan harus mengikis imej dirinya sebagai orang yang dikendalikan, orang yang terpenjara dalam dikte orang lain jika memang ingin menang.
"Jokowi harus menjadi tokoh yang bersikap otonom plus rendah hati seperti yang sudah diraih sebelumnya. Bagaimanapun pertarungan para capres itu harus pertarungan untuk memenangkan kepentingan mayoritas rakyat, bukan segelintir cukong dan elit politik," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: