Ganti Semua Angkot dan Bus yang Tak Ber-AC

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 07 Maret 2014, 15:15 WIB
Ganti Semua Angkot dan Bus yang Tak Ber-AC
rmol news logo Jalanan DKI Jakarta masih diwarnai kemacetan, serta kendaraan umum yang belum memberi kenyamanan bagi penumpang. Sehingga upaya peralihan penumpang dari kendaraan pribadi ke mode transportasi umum belum menunjukkan hasil yang signifikan. Meski memang diakui, butuh waktu yang tidak sedikit untuk melakukan perubahan ini.

"Saya berangan-angan agar angkot dan bus yang tidak ber-AC lebih baik diganti saja. Percuma kan jika naik bus Transjakarta yang sejuk, tapi ketika naik bus lanjutannya kotor dan tidak ber-AC," jelas calon anggota DPD, Rommy, (Jumat, 7/3).

Menurutnya, lebih baik ada 100 ribu transportasi publik yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan daripada 1 juta kendaraan pribadi di jalanan Jakarta. Data tahun 2012 saja menunjukkan jumlah mobil pribadi di Indonesia mencapai 9,5 juta unit, sepeda motor 77,76 juta unit. Bandingkan dengan bus yang berjumlah hanya 1,95 juta.

"Semua mode kendaraan pribadi ini paling banyak disumbang warga Jakarta. Bisa dibandingkan emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi dengan kendaraan umum ini. Tidak hanya soal macet, tapi lebih dari itu bahaya polusi akan semakin menghantui kita. Banyak penyakit akan menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan warga DKI," ungkap Rommy.

Dengan adanya transportasi publik yang nyaman dengan kondisi bersih dan ber-AC, penumpang pun akan nyaman. Selain itu, transportasi publik yang menggunakan bahan bakar gas tentunya bisa mengurangi emisi karbon yang biasanya dihasilkan dari kendaraan pribadi yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar.

Lebih jauh dia menuturkan, selain menambah armada bus dengan kondisi layak pakai, nyaman dan ramah lingkungan, untuk semakin menurunkan motivasi masyarakat berkendaraan pribadi, bisa dilakukan dengan menaikkan tarif pajak kendaraan bermotor, mengurangi subsidi BBM bagi mobil pribadi, menyediakan parkiran di terminal/shelter bus, dan menciptakan jalur transportasi yang terintegrasi.

"Jalur terintegrasi ini dimaksudkan agar penumpang mendapati kendaraan umum di jalur-jalur utama jalan," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA