Selain itu, sebagai sarana rekreasi, tentu saja taman kota juga dapat dinikmati oleh warga Jakarta tanpa perlu pergi jauh ke gunung atau desa yang banyak tumbuhannya. "Manfaat lainnya juga sebagai daerah resapan air, mengingat beberapa minggu ini Jakarta dihadapi masalah banjir tahunan," ujar calon anggota DPD Rommy (Sabtu, 22/2).
Rommy menjelaskan, Jakarta sekarang ini sudah memiliki beberapa taman kota. Meskipun jumlahnya belum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang tahun 2005 yang menetapkan 35 persen ruang di Jakarta dipergunakan untuk ruang terbuka hijau, akan tetapi kondisi beberapa taman kota yang ada masih jauh dari standar memadai, misalnya taman Kota Lansia Langsat, Jakarta Selatan yang beberapa hari lalu tampak terdapat genangan air dan sampah.
"Beberapa faktor seperti kenyamanan dan keamanan masih jadi bahan pertimbangan warga kota Jakarta untuk meluangkan waktunya di taman kota," imbuh penggagas #betterjkt, sebuah gerakan di media sosial menuju Jakarta yang lebih baik.
Meski begitu menurutnya, menyikapi kondisi taman kota yang masih jauh dari harapan, warga selaku pengguna ruang terbuka hijau berpartisipasi aktif dalam menjaga dan merawatnya. Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
"Selain merusak wajah taman, juga akan menimbulkan bau yang kurang sedap sehingga pengunjung juga akan merasa enggan untuk berlama-lama di taman. Dampak yang sangat fatal juga dapat merusak ekosistem, menghambat proses resapan air dikarenakan sampah yang tidak dapat terdaur ulang secara alami, hinga bencana banjir," demikian bekas aktivis Ikatan Remaja Muhammadiyah ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: