Tapi sayang, Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta saat ini tidak belajar dari pengalaman yang sudah ada terkait proyek pembangunan
mass rapid transit (MRT) itu.
"Bang Yos (Sutiyoso) kan bilang merasa tertipu, merasa dibodohi karena pengusahanya ternyata tidak punya modal. Pada masa Foke (Fauzi Bowo), dia berpikir itu memang teramat susah," ungkap pengamat perkotaan Tom Pasaribu kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Kamis, 20/2).
Menurut Tom, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mestinya berkaca dari pengalaman yang sudah ada. Bahwanya, masalah utama adalah ketiadaan modal. Tom semakin heran, Jokowi kembali memberikan hak pengelola proyek itu kepada PT Jakarta Monorel, yang terbukti pada masa Sutiyoso gagal.
"Jokowi bukan saja mengulangi kesalahan Bang Yos. Tapi dia lebih bodoh. Harusnya dipelajari dulu. Jadi harus diusut siapa yang berusaha memberikan wewenang lagi kepada PT JM untuk meneruskan proyek ini," tekan Tom.
Karena itu, bagi Tom, sebaiknya proyek monorel ini dikerjakan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Selain bisa dikontrol, BUMD lebih memiliki modal. "Siapa bilang BUMD tidak punya modal. Tidak ada BUMD yang tidak modal," tegasnya.
Selain BUMD punya modal sendiri, Tom melanjutkan, DKI Jakarta punya juga punya anggaran sangat besar, yaitu Rp 70 triliun yang bisa menopang. "Dia (BUMD) juga bisa pinjam dari Bank DKI," tandasnya seraya menambahkan, BUMD juga bisa menarik investasi dari pihak lain.
[zul]
BERITA TERKAIT: