Menteri BUMN tersebut berani bersikap demikian dinilai karena dilandasi tiga hal.
"Pertama, dia merasa bersih. Kedua, dia orang independen. Kalau (konvensi) nggak diterusin, dia juga nggak akan kurang kesibukan," jelas pengamat politik M. Qodari kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 9/1).
Terakhir, sambung Qodari, Dahlan Iskan merasa ada peserta lain yang lebih diprioritaskan. Dalam berbagai kunjungan ke daerah, jelas Qodari, ada peserta konvensi yang dikawal sejumlah pengurus inti Partai Demokrat, berbeda dengan yang lain.
"Itu memang harus diterima sebagai realitas politik," imbuh Direktur Indo Barometer ini.
Qodari mengungkapkan itu karena pada saat Kongres Demokrat Mei 2010 lalu di Bandung juga demikian. Saat itu, pejabat teras Partai Demokrat bahkan keluarga SBY mendukung Andi Mallarangeng. Namun, yang keluar sebagai pemenang adalah Anas Urbaningrum.
"Jadi tidak jaminan (dukungan pengurus). Yang menentukan, kan suara rakyat. Apalagi sosialisasi yang paling masif itu Pak Dahlan. Survei Indo Barometer, 12,1 persen responden memilih Pak Dahlan Iskan, sementara urutan di bawahnya terpaut jauh," demikian Qodari.
[zul]
BERITA TERKAIT: