Penegasan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menunjukkan dirinya tidak paham betul isi UUD 1945 dan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa, dimana nilai-nilai moral dijunjung tinggi.
"Prostitusi itu adalah tindakan amoral dan dehumanisasi," tegas Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Dakwah, M. Ziyad kepada
Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 4/1).
Selain itu menurut Ziyad, mantan Bupati Belitung Timur yang akrab disapa Ahok itu juga tidak mengerti peran dan tugas Muhammadiyah.
"Dia tidak memahami bahwa Muhammadiyah itu organisasi keagamaan yang berkewajiban secara moral menyerukan
amar maruf nahi munkar, salah satunya ya menolak praktik pelacuran, apalagi dilegalkan," ungkap Ziyad.
Sejalan dengan itu, Ziyad heran dengan wacana yang dilontarkan oleh politikus Golkar yang loncat ke Gerindra tersebut. "Pak Sutiyoso (mantan Gubernur DKI Jakarta) sudah menutup lokalisai di Kramat Tunggal, jadilah sekarang Islamic Center. Kok sekarang diwacanakan mau dibangun lagi (lokalisasi)," tandas dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh Muhammadiyah, Agus Tri Sundari menegaskan, pihaknya menolak keras ide Ahok membangun lokalisasi prostitusi di Jakarta.
Menanggapi itu, Ahok mengaku tidak mengerti mengapa Muhammadiyah menolak usulannya tersebut. "Saya juga nggak setuju ada legalisasi prostitusi. Persoalannya, jangan munafik! Emang nggak ada prostitusi di DKI? Ngapain munafik? Itu aku nyindir saja," ungkap Ahok.
[zul]
BERITA TERKAIT: