"Walau dia bagian dari Orde Baru waktu itu, Pak Hayono banyak bicara demokrasi. Dia selalu menekankan pentingnya untuk membangun negara," ujar cendikiawan muslim Bursah Zarnubi kepada
Rakyat Merdeka Online, Jumat, (27/12).
Mantan Ketua Umum PBR ini melihat, Hayono sebagai orang yang sangat rajin menganjurkan penerapan demokrasi. "Dia penganut paham kebangsaan yang tulen," imbuh.
Atas sikapnya yang demokratis dan reformis itu, Bursah kerap berkomunikasi dan berhubungan baik dengan Hayono. Saat dirinya menjabat Ketua Humanika, Bursah mengundang dua kali Hayono ke kantornya untuk menjadi pembicara diskusi.
"Kami anggap dia punya pandangan untuk perubahan. Dia termasuk generasi muda yang banyak bicara pentingnya demokrasi. Makanya kami undung untuk menjadi pembicara," jelasnya.
"Saya melihat, dia sosok yang terbuka, punya wawasan ke depan tentang bangsa dan negara. Dia sangat diterima dan figur plurasi," tambah Bursah.
Saat ini, sambung Bursah, dirinya masih berhubungan baik dengan Hayono. Dia menilai, Hayono sosok pemimpin yang baik.
[zul]
BERITA TERKAIT: