Diperlukan Lokomotif yang Kuat dan Besar sebagai Solusi Bangsa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 25 Desember 2013, 07:23 WIB
Diperlukan Lokomotif yang Kuat dan Besar sebagai Solusi Bangsa
ferry mursydan baldan
rmol news logo Tahun 2013 disebut sebagai tahun kelam politisi. Pasalnya, tahun ini banyak memuat potret buram perilaku politisi yang tidak mampu memperlihatkan kinerja bagus. Pertanyaannya kemudian, mampukah Indonesia keluar dari kondisi kelam ini pada tahun 2014.

Kepala Bappilu DPP Partai NasDem, Ferry Mursidan Baldan menjelaskan, potret pemilihan langsung harusnya menemukan sosok ideal pemimpin daerah. Karena telah dipilih langsung oleh masyarakat. Namun sejak pertama kali dilaksanakan proses pemilihan langsung, sekurang-kurangnya tiap daerah sudah 2 kali pemilihan langsung, dan sosok pemimpin daerah ideal malah tidak memperlihatkan potret tersebut sama sekali.

Menurutnya, proses demokrasi langsung ini secara tidak langsung membentuk kultur politik yang tidak bagus, yang dikemas dengan kemarahan dan ketidakdewasaan pemimpin. Jika dirunut, semua ini bukan kesalahan rakyat tapi kesalahan dari pemimpin karena ketidakmampuan mereka mewujudkan politik yang beretika.

“Kultur yang ditimbulkan dari demokasi langsung ini menjadi tidak bagus, dan pemerintah seharusnya dapat mewujudkan pollitik yang beretika,” ujar Ferry, Rabu, (25/12).

Demokrasi pasca reformasi membawa masyarakat Indonesia menuju otonomi di segala bidang kehidupan bernegara termasuk dalam proses pemilihan langsung pemimpin daerah. Namun, sosok pemimpin yang diharapkan malah menyelewengkan kekuasaannya demi kepentingan pribadi. Menurut data KPK, sepanjang tahun 2004-2013, terdapat 54 kasus korupsi yang melibatkan penguasa daerah, Jumlah tersebut belum termasuk kepala daerah yang terjerat tindak pidana lainnya.

Karena itu, diperlukan lokomotif yang kuat dan besar sebagai solusi bangsa ini, yaitu mencari pemimpin yang tepat. Misalnya dengan opsi kepala daerah dipilih kembali oleh DPRD, bukan lagi pemilihan langsung. Hal ini bukan indikasi kita mundur dalam berdemokrasi. Bisa dilihat, jika kualitas demokrasi kita semakin baik dengan pemilihan kepala daerah langsung, harusnya akses partisipasi publik terhadap hak politik diberikan seluas-luasnya, tapi nyatanya tidak.

"Inilah hasil demokrasi hari ini, kita belum mampu memunculkan pemimpin yang baik. jangan rusak bangsa ini dengan demokrasi, jika kita belum bisa dewasa dalam berdemokrasi. Inilah waktu dan jalan bagi Partai NasDem, di tahun 2014 merupakan jalan konsitusional melalui pemilu untuk melakukan perubahan bangsa," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA