Karena presÂtasi dan dedikasinya, peÂngusaÂha jamu ini menerima baÂnyak pengÂhargaan baik dari peÂmerintah mauÂpun swasta. Baru-baru ini dia baru saja menerima penghargaan Super Woman Award 2013 ajang pemiliÂhan toÂkoh yang memiliki dedikasi yang diselenggarakan Angel Voice Indonesia dan Metro TV.
Selain itu, Mooryati pernah dinoÂbatkan sebagai salah satu dari 99 perempuan berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia. Apa makna peringatan Hari Ibu di matanya? Masikah Hari Ibu memiliki pengaruh terhadap kemaÂjuan Perempuan Indonesia?
BeriÂkut ini wawancara Rakyat MerÂdeka, dengan Mooryati, kemarin.
Peringatan Hari Ibu dinilai saat ini hanya sekadar acara sereÂmonial. Apa pandangan Anda?Bagi saya tidak. Hari Ibu meruÂpakan peristiwa yang bersejarah dan istimewa. Tanggal 22 DeÂsemÂber merupakan tanggal seÂjarah perjuangan organisasi para pemimpin perempuan yang telah memberikan hak-hak dan pemiÂkiran baru sebagai bangsa.
Bisa dijelaskan sejarah Hari Ibu?Pada 22-25 Desember 1928 bertempat di Jogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera berkumpul menyelenggarakan Kongres PeÂrempuan Indonesia I yang kemuÂdian melahirkan terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tapi, kalau melihat kembali sejarah, sebenarÂnya sejak 1912 sudah ada OrgaÂnisasi Perempuan. Pejuang-peÂjuang wanita abad 19 seperti yang kita kenal antara lain ChrisÂtina Tiahahu dari Maluku, Cut Nyak Dhien dari Aceh, R A KartiÂni dari Jawa, Walanda Maramis dari Sulawesi Utara, Dewi SartiÂka dari Jawa Barat dan banyak lagi.
Jadi Cikal bakal Hari Ibu adalah Kongres Perempuan Indonesia I?Kongres Perempuan Indonesia pada 28 Desember 1928 itu menÂjadi agenda utama mengenai perÂsatuan perempuan Nusantara, daÂlam berbagai aspek pembanguÂnan, peranan perempuan dalam pemÂbangunan bangsa dan negaÂra, pernikahan usia, kesehatan bagi ibu dan balita.
Pada Juli 1935 ÂdiÂlaÂhirkan Kongres PeremÂpuan Indonesia ke II dan dalam kongres tersebut diÂbentuk BPBH (Badan PemÂbeÂrantasan Buta HuÂruf) yang meÂnentang perlakuan yang tidak seimbang atas buruh wanita di suatu pekerjaan yang meÂnyeÂlesaikan bentuk dan tugas kerja yang sama, yang menghaÂsilÂkannya tidak wajar.
Bagaimana Anda melihat PeÂringatan Hari Ibu saat ini, apaÂkah masih sejalan dengan naÂfas perjuangan kaum peremÂpuan?Saat ini, peringatan Hari Ibu di Indonesia lebih diungkapkan raÂÂÂsa sayang dan terima kasih dari keÂluarga, anak, cucu serta teÂman-teÂÂman atas jasa-jasa orangÂtua. MemÂberi atensi kepada ibu-ibu beruÂpa kado dan bunga yang diÂangÂgap pantas. Itu tidak ada yang salah.
Karena dalam perjaÂlanan wakÂtu, kita melihat Hari Ibu telah berÂhasil melahirkan geÂnerasi perÂempuan dalam pembeÂranÂtasan buÂta huruf, melawan perÂdagaÂngan perempuan dan anak, bahÂkan mewujudkan peremÂpuan InÂdoÂneÂsia sebagai ibu bangÂsa.
Artinya, perempuan buÂkan sekadar berpeÂran membesarÂkan dan mendidik anak-anak, namun juga menyangÂkut tugas yang lebih luas di bidang ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan, keaÂmanan sesuai kemampuannya.
Anda yakin Hari Ibu memiliÂki pengaruh besar terhadap perubahan bangsa ke depan?Hari Ibu tepat dijadikan moÂmenÂtum untuk mengingatkan kemÂbali tanggung jawab peremÂpuan terhadap keluarga, masyaraÂkat, bangsa dan Negara. Makna fiÂlosofis ibu begitu berharga, luÂhur dan mulia, sehingga nilai-nilai kearifan yang punya apreÂsiaÂsi filosofis tinggi tersebut jangan lah sampai luntur.
Karakter apa dari seorang ibu yang dapat dijadikan pelaÂjaran untuk bangsa ini di daÂlam menghadapi berbagai tanÂtangannya? Sifat-sifat klasik seorang ibu, masih bisa tersenyum meski hatiÂnya gundah. Bersabar dan tekun meski sedang mengalami kesuliÂtan, tidak mudah putus asa selaÂma masih ada harapan. MemÂbangÂgakan keluarganya dalam keadaan dan kondisi apapun. Cinta kasihnya kepada keluarga, orang tua, suami, anak-anaknya.
Apa pesan yang bisa Anda samÂpaikan agar seorang ibu mamÂpu mengaruhi hidup deÂngan sukses di zaman modern saat ini? Wanita muda sekarang mauÂpun sesudah menjadi ibu dituntut melakukan transformasi dalam segala hal, baik di internal mauÂpun eksternal. Transformasi diÂmensi diartikan sebagai langkah-langkah pembaharuan dan terus berubah pengembangan diri untuk menghadapi perubahan kehiduÂpan era globalisasi yang merupaÂkan suatu dinamika hubungan antar Negara tanpa batas.
Pemahaman bidang posisi dan peran ibu, isteri yang seimbang haÂrus dibangun dengan filosofi saling asah, asih dan saling asuh. Artinya peran ibu yang semakin memiliki aneka kewajiban yang semuanya harus dilaksanakan, meskipun peran utamanya adalah keutuhan rumah tangga dan kesejahteraan keluarga secara lahir dan batin. ***