Hayono Isman: Jangan Sampai Tinggalkan Prinsip Gotong Royong

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 13 Desember 2013, 16:49 WIB
Hayono Isman: Jangan Sampai Tinggalkan Prinsip Gotong Royong
hayono isman
rmol news logo Salah satu legacy Almarhum Mas Isman yang dikenang dan terus relevan hingga saat ini untuk diterapkan adalah sikap gotong royong.

Saat saat masih sekolah di Surabaya, Mas Isman aktif sebagai Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP. Setelah Indonesia merdeka, dia mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong alias Kosgoro sebagai lembaga yang netral bagi mantan pejuang TRIP.

"Gotong royong merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. Kemerdekaan bisa diraih melalui gotong royong pada era penjajahan. Kita jangan sampai tinggalkan prinsip gotong royong pada era kemerdekaan dan reformasi sekarang ini," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro Hayono Isman dalam keterangannya.

Hayono Isman mengatakan itu di sela-sela acara peringatan 31 tahun meninggalnya Mas Isman di Jakarta Kamis malam. Bagi Hayono Isman, pendiri Kosgoro yang tak lain ayahnya itu merupakan sosok yang mengabdi kepada rakyat.

"Oleh karena itu, sebuah kehormatan bagi Yayasan Mas Isman untuk memberikan penghargaan kepada Haji Nujus, tokoh pendidikan di Sumatera Barat, yang mengabdikan diri mengembangkan pendidikan," sambung Hayono.

Bagi anggota Komisi I DPR ini, gotong royong tidak hanya dilakukan untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk oleh generasi muda.

Selain itu, Hayono juga mengenang ayahnya yang rendah hati. Pasalnya, sebagai pejuang yang mendapat penghargaan bintang gerilya, Mas Isman berhak dimakamkan di taman makam pahlawan. Namun, beliau memilih dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir.

Pada kesempatan tersebut, dengan semangat gotong royong, peserta konvensi Partai Demorkat ini mengingatkan, dunia politik jangan digunakan untuk saling menjatuhkan. Meski memang, dalam politik saling kritik itu dibolehkan. "Namun kritik untuk saling menguatkan, bukan menjatuhkan," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA