Hal ini terkait posisi Bu Pur atau Sylvia Sholehah yang disebut sebagai Kepala Rumah Tangga Cikeas, merujuk pada rumah pribadi Presiden SBY di kawasan Bogor.
"Saya pastikan jabatan Kepala Rumah Tangga di Cikeas tidak pernah ada, seperti yg dikemukakan oleh Rosa di pengadilan," jelas Sekretaris Kabinet Dipo Alam di akun Twitter-nya pagi ini (Rabu, 4/12).
Kemarin, Rosa yang merupakan mantan pegawai Permai Group menjelaskan, ada peran besar Bu Pur dalam proyek Hambalang.
Rosa menjelaskan, perempuan yang disebut sebagai orang dekat dari keluarga Presiden SBY itu ingin menangani pengadaan alat sarana dan prasana saja. Rosa tahu mengenai hal itu berdasarkan penuturan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Wafid Muharam.
Awalnya, Rosa diperintahkan bosnya, Muhammad Nazaruddin, untuk melobi Wafid agar Permai Group bisa menangani pengadaan alat sarana dan prasarana Hambalang. Tapi belakangan Wafid mengatakan sudah ada Bu Pur yang menangani bagian itu.
"Saya lapor ke Wafid, yang Rp 10 miliar tidak usah kembali. Tapi kami pingin pengadaan alat sarana dan prasarana Hambalang kami yang ambil. Tapi Wafid bilang 'mohon maaf Bu, Bu Pur sudah ke sini. Bu Pur juga pingin itu," kata Rosa kemarin.
Nah, kepada Rosa, Wafid menjelaskan juga bahwa Bu Pur adalah Kepala Rumah Tangga Cikeas. Setelah itu, dia menyampaikan kabar tersebut ke Nazaruddin. Bosnya, lalu mengecek dan memerintahkan Rosa untuk berhenti mengurus itu. "Nazar cek, kemudian dia bilang 'sudah Ros kamu mundur saja'," imbuh Rosa mengutip pernyataan Nazaruddin.
[zul]
BERITA TERKAIT: