“Penolakan Jokowi, Mahfud MD dan Jusuf Kalla untuk ikut konvensi Partai Demokrat, juga turut membuat melemahnya ‘efek magnet’ konvensi di benak publik,†jelas Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang, (Kamis, 21/11).
12 melakukan survei secara real time tujuh hari kali 24 jam dengan menggunakan perangkat lunak
crawler (robot) terhadap 337 portal berita online. Hasilnya, pemberitaan konvensi semakin meredup. Dari puncaknya pada Agustus, mencapai 4.000-an, kemudian melorot menjadi 3.000 di bulan September bahkan di Oktober hanya 500-an pemberitaan.
Menurunnya pamor konvensi Partai Demokrat bisa jadi karena meningkatnya elektabilitas Jokowi. Pada beberapa pemberitaan, penilaian terhadap konvensi Partai Demokrat diperbandingkan langsung atau dihadap-hadapkan dengan dengan Jokowi.
Selain itu juga, jelas Tika, komentar sejumlah pengamat yang menilai rendahnya mutu konvensi. Pengamat yang juga anggota Komite Konvensi Effendy Ghazali sempat menilai konvensi itu minim kontestasi. Sementara pengamat politik Iberamsyah melihat calon-calon presiden yang ikut konvensi sebagai calon ‘abal-abal’.
Sejalan dengan itu, beberapa peserta konvensi Partai Demokrat juga memiliki tren penurunan yang sama dengan konvensi Partai Demokrat. "Kecuali Dahlan Iskan, seluruh peserta konvensi mengalami penurunan drastis dari sisi pemberitaan," tekan Tika.
Ekspos Dahlan Iskan tercatat masih tertinggi. Posisi kedua sempat diduduki Gita Wirjawan. Namun, dalam dua bulan terakhir ini, posisi Gita disalip Marzuki Alie. "Kecenderungan pemberitaan yang menurun, bahkan diliputi isu negatif, merupakan tantangan besar Partai Demokrat saat ini," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: