Selain dengan ICRC, PMI Pusat juga akan mengajak Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional untuk bersama-sama bekerja membantu korban badai topan Haiyan tersebut.
Kesepakatan itu dicapai setelah Ketua Umum PMI Jusuf Kalla melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden ICRC Peter Maurer di sela-sela Sidang Umum Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, di Sydney Convention Center, Australia (Selasa, 12/11).
Menurut Jusuf Kalla, dalam keterangan persnya, ada beberapa hal yang telah disepakati. Yaitu PMI dan ICRC melakukan operasi bersama dalam fase tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Berdasarkan pengalaman menangani bencana alam di Indonesia, fase tanggap darurat biasanya memakan waktu 3 minggu hingga 1 bulan. Lalu dilakukan rehabilitasi bangunan dan sarana umum/sosial yang mengalami kerusakan, kemudian dilanjutkan rekonstruksi kembali sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan parah.
Bencana Topan Haiyan yang terjadi tanggal 8 November 2013 lalu, menurut Jusuf Kalla, sama tingkat kerusakannya dengan Tsunami yang terjadi di Aceh akhir Desember 2004 silam. Banyak bangunan yang rusak parah dan rata dengan tanah akibat hantaman badai dan air yang menerjang pemukiman warga yang berada di pesisir pantai.
Oleh karena itu dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk merehabilitasi dan merekonstruksi kembali bangunan dan sarana umum/sosial yang rusak akibat badai haiyan tersebut.
PMI sendiri telah membuat perencanaan dan peta operasi tanggap darurat yang akan segera dilakukan, diantaranya mengirimkan tim pendahulu ke lokasi bencana untuk melakukan assessment akan kebutuhan mendesak bagi korban, penyiapan lokasi rumah sakit lapangan yang akan dibangun oleh PMI dan ICRC, lokasi pembuatan sarana air bersih (watsan).
Selain itu, Jusuf Kalla yang didampingi Sekjen PMI Pusat Budi Atmadi Adipoetro dan Ketua Bidang Penganggulangan Bencana PMI Pusat Letjen TNI (Purn) Soemarsono, menambahkan bahwa PMI akan menyiapkan 500 hingga 1.000 ton beras, 1.000 karton Mie Instant, 2 set Rumah sakit Lapangan, 2 mobil Haglun (amfibi), 2 helikopter bolcow-105, 5 set peralatan watsan yang didatangkan dari Bandung, ribuan paket family kit, higiene kit serta baby kit.
PMI Pusat juga akan memberangkatkan relawan yang terdiri dari dokter lapangan yang direkrut dari Manado, Makassar dan RS. PMI Bogor, ahli Watsan dari Bandung dan Jogyakarta yang telah berpengalaman bekerja di Haiti, Myanmar, Thailand, Kamboja, serta Aceh, Jogya, Kepulauan Mentawai dan Nias. Mereka akan diberangkatkan bersama-sama barang bantuan yang diangkut menggunakan kapal roro milik Kalla Lines.
Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Peter Maurer yang didampingi Head of Delegation ICRC Asia Pasifik Alain Aeschliman, mengatakan keterlibatan pihaknya membantu korban badai topan Haiyan di Filipina, karena sebagian lokasi bencana tersebut merupakan wilayah konflik antara Pemerintah Filipina dengan pemberontak. Oleh sebab itu, melihat pengalaman Jusuf Kalla menyelesaikan bencana Tsunami di Aceh secara bersama menyelesaikan konflik antara Pemerintah RI dan GAM saat itu, menjadi salah satu penilaian sehingga ICRC mengajak PMI bekerjasama di Filipina.
ICRC juga telah menyiapkan dana sekitar 15 juta dollar Amerika untuk digunakan dalam operasi bantuan kemanusiaan bagi korban badai topan Haiyan yang menerjang Filipina. ICRC mengharapkan PMI bisa segera memberangkatkan relawan dan logistik ke lokasi bencana, sehingga para korban yang selamat bisa mendapatkan bantuan.
[zul]
BERITA TERKAIT: