Unjuk rasa yang dilakukan usai shalat Jumat (27//9) ini merupakan bentuk protes terhadap pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Para pengunjuk rasa yang melakukan aksi long march di sepanjang sungai Nil terus meneriakkan "Katakan tidak untuk kenaikan harga" dan menuntut perubahan dalam pemerintahan di negaranya.
Polisi pun membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata setelah para pengunjuk rasa mulai anarkis dengan melemparkan batu ke arah polisi dan membakar mobil-mobil.
Sebagaimana dilansir
Reuters (Sabtu, 28/9), dalam bentrokan ini, Kementerian Kesehatan Sudan melaporkan, dua orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka, termasuk 111 diantaranya polisi.
Bashir, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 1989, terus menghadapi kemarahan setelah kasus korupsi dan inflansi yang meningkat. Namun, Bashir masih tetap berkuasa selama hampir 25 tahun meskipun pemberontakan bersenjata, sanksi perdagangan AS, krisis ekonomi, upaya kudeta tahun lalu dan dakwaan dari Pengadilan Pidana Internasional untuk kejahatan perang di wilayah Darfur barat menerpa pemerintahannya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: