WAWANCARA

Yorrys Raweyai: Kegagalan Golkar Dalam Pilkada Pemantik Kesadaran Internal...

Rabu, 13 Maret 2013, 09:03 WIB
Yorrys Raweyai: Kegagalan Golkar Dalam Pilkada Pemantik Kesadaran Internal...
Yorrys Raweyai
rmol news logo Eskalasi politik menjelang Pemilihan Umum 2014 semakin mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Sejumlah partai politik, termasuk Partai Golkar, mematangkan agenda dan strategi untuk mengkalkulasi  kesiapan internal dalam menyongsong pesta demokrasi tersebut.

Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

“Tujuan dari kesiapan itu adalah capaian berbagai target yang bermuara pada kemenangan di berbagai level kontenstasi politik kekuasaan, baik Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden 2014,’’ papar anggota DPR itu.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa strategi Partai Golkar mencapai itu?

Agenda dan strategi politik Partai Golkar telah tergambar dengan jelas sejak awal masa kepemimpinan Aburizal Bakrie. Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai Golkar yang sekaligus menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, tahun 2009 lalu, menghasilkan arah kebijakan partai dalam kurun waktu lima  tahun ke depan. Arah kebijakan itulah yang termuat dalam program kerja yang dikenal sebagai Catur Sukses.

Apa saja catur sukses itu?
Catur Sukses menggambarkan tahapan-tahapan holistik dan komprehensif program kerja kepartaian. Keempat program itu akrab dikenal dengan empat sukses. Yakni sukses konsolidasi, sukses kaderisasi, sukses karya-kekaryaan, dan sukses Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014.

Pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Fraksi Partai Golkar ke-45 lalu, keempat sukses tersebut kembali digemakan. Di hadapan ribuan kader serta tokoh-tokoh penting Partai Golkar dan beberapa partai politik lainnya, dengan jelas dan gamblang, Aburizal Bakrie menyebut momen peringatan HUT Fraksi Partai Golkar kali ini sekaligus menjadi momen konsolidasi, pemantapan dan pemenangan Partai Golkar.

Bukankah sulit mencapai kemenangan?
Kemenangan tidak akan sulit diraih selama seluruh komponen kader Partai Golkar terus memberikan ide dan gagasan instrumen politik demi kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana dengan adanya kesan faksi-faksi di Partai Golkar?

Kehadiran tokoh sesepuh, seperti BJ Habibie, Jusuf Kalla, dan Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tanjung, serta sejumlah tokoh penting dalam HUT Fraksi Golkar lalu, itu menyajikan sebentuk kebersamaan di tengah hiruk-pikuk isu faksionalisasi yang akhir-akhir ini menghampiri kondisi internal Partai Golkar.  

Apa momentum itu menjamin solidalitas?  
Itu menjadi pertanyaan. Cukupkah momen seremonial ini menggiring pada kesejatian soliditas dan kesamaan visi dan persepsi tentang kinerja Partai Golkar saat ini.   
 
Kembali ke catur sukses, apa implementasinya?

Catur Sukses telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kerja-kerja politik Partai Golkar. Hampir setiap tahun tahapan kesuksesan tersebut diperbincangkan dan dievaluasi, sejauh mana tahapan demi tahapan tersebut terealisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
 
Dengan demikian, capaian-capaian kerja politik bisa diukur dan dipertanggungjawabkan secara realistis.
 
Program utama Partai Golkar dipertanyakan,  ini bagaimana?
Tatkala momentum Pemilu 2014 semakin mendekat, kinerja politik Partai Golkar pun kembali diperbincangkan. Berbagai program utama yang menjadi titik tolak kesiapan partai pun dipertanyakan.
 
Hal itu tentu saja merupakan reaksi yang wajar, mengingat catur sukses merupakan pedoman kesuksesan yang menunjukkan bahwa Partai Golkar memiliki mekanisme kerja politik yang terencana, sistematis, terukur dan berjalan di atas realitas.
 
 Bukankah pola kerja seperti ini yang tidak dimiliki oleh Partai Golkar di masa lalu. Bukankah kegagalan Partai Golkar memenuhi target suara nasional di atas 20 persen pada Pemilu 2009 lalu ditengarai akibat sistem dan mekanisme kepartaian tidak berjalan efektif.

Bagaimana dengan kegagalan Partai Golkar dalam sejumlah Pilkada?
Realitas politik Partai Golkar saat ini telah berbicara dengan sendirinya dan apa adanya. Kegagalan yang dialami  calon yang diusung Partai Golkar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di wilayah-wilayah strategis pada awal tahun 2013, layak menjadi pemantik kesadaran sekaligus warning bagi kesiapan internal partai dalam menyongsong Pemilu 2014.

Kegagalan tersebut cukup memprihatinkan, karena bertolak belakang dengan berbagai hasil survei yang menempatkan tingkat elektabilitas Partai Golkar melebihi angka 20 persen dukungan dan keterpilihan.

Sebaliknya, hasil Pilkada Papua, Jawa Barat dan Sumatera Utara (versi quick count) menghasilkan perolehan suara yang jauh di bawah 20 persen. Secara teoritis, tentu saja tingkat dukungan dan keterpilihan terhadap Partai Politik berbeda dengan tingkat dukungan dan keterpilihan terhadap calon. Namun, realitas ini justru menunjukkan bahwa kegagalan yang dialami oleh figur-figur tersebut adalah buah dari sistem dan mekanisme mesin partai politik yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Apakah pengurus di daerah kurang merespons program-program Golkar?
Pada titik inilah persoalan sesungguhnya mengemuka dan semakin menganga.

Gempita politik dengan serangkaian agenda dan kebijakan strategis partai tidak menuai impolementasi yang rasional dan terukur di tingkat bawah. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I yang seharusnya merespons program-program utama Partai Golkar dengan baik, justru menghadirkan anomali berupa inkonsistensi hasil survei dengan kegagalan figur yang diusungnya.

Pengajuan calon Kepala Daerah yang layak diajukan oleh Partai Golkar di tingkat daerah pun pada kenyataannya sering tidak sesuai dengan mekanisme yang tertera dalam Peraturan Organisasi (PO) tentang pentingnya mempertimbangkan hasil survei.

Artinya,  tidak fokus mengurus mesin partai di daerah?
Alih-alih menagih konsistensi implementasi catur sukses, kesungguhan untuk mengurus mesin partai di tingkat daerah pun tidak menjadi fokus yang utama. Sementara itu, laku pragmatisme telah menggerus mekanisme survei yang menjadi landasan pertimbangan.

Perilaku pragmatisme tidak hanya menjamur di tingkat daerah, namun juga menghampiri elite partai. Kesan itulah yang mengemuka tatkala beberapa elit Partai Golkar melakukan manuver terkait jabatan kursi ketua umum.

Bagaimanapun, manuver tersebut memiliki landasan riil terkait dengan kinerja politik partai yang jauh dari harapan awal yang dicita-citakan. Pada gilirannya, partai ini pun semakin sulit mendefinisikan posisi saat ini. Apalagi arah masa depan yang menjadi titik tolak kemenangan.

Patut disadari, situasi politik saat ini telah menghadirkan kontestasi dan kompetisi yang berwarna dan tidak lagi dimonopoli oleh kekuatan politik tertentu. Kesadaran dan kecerdasan politik yang semakin meningkat memungkinkan pilihan-pilihan politik menjadi pilihan bebas dan rasional. Politik telah menjadi pergumulan intensionalitas yang aktif ketimbang sekedar pragmatis, business as usual, ataupun menerima realitas yang ada (taken for granted). Publik tidak lagi sekadar didekati saat diperlukan. Mereka perlu dilibatkan dalam desain besar yang dikandung oleh program-program utama kepartaian. Landasan desain itulah yang mengurai secara panjang lebar kinerja politik yang bertahap. Terukur dan sistematis, hingga bermuara pada target-target rasional yang hendak dicapai.

Berarti memasuki awal tahun politik kurang memuaskan?
Betul. Suka atau tidak, kenyataan politik Partai Golkar di awal tahun 2013 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pernyataan politik Aburizal Bakrie yang mengharapkan kerja keras terus-menerus dari seluruh kader Partai Golkar sambil mengenyampingkan persoalan-persoalan yang tidak membawa kemaslahatan bagi partai, adalah sebentuk konsistensi dari catur sukses yang sejak dahulu dikumandangkan.
 
Hal ini menunjukkan bahwa kerja politik Partai Golkar adalah kerja ideal yang sejalan dengan kepentingan dan kemaslahatan rakyat. Suara Partai Golkar adalah suara rakyat itu sendiri. Mengabaikan suara rakyat, sama halnya dengan mengabaikan pilihan rakyat.
         
Bukankah seharusnya Golkar memperlihatkan kekuatannya menjelang Pemilu 2014?
Sejatinya begitu. Menjelang Pemilu 2014, mesin Partai Golkar di berbagai tingkatan telah mampu menunjukkan kekuatannya secara maksimal. Agenda konsolidasi, kaderisasi dan kekaryaan seharusnya semakin mapan untuk memasuki tahun pemantapan. Jika demikian, Partai Golkar pun tidak sulit untuk memprediksi kemenangan demi kemenangan yang akan hadir di depan mata. Namun, jika tidak, jangan pernah berharap pada kesuksesan, selain kegagalan yang memang pantas untuk diterima.

Waktu yang semakin singkat tidak lagi pantas untuk diisi dengan muatan-muatan seremonial melebihi kerja-kerja nyata yang menyentuh kepentingan rakyat dan mempertegas arah dan kinerja partai. Partai Golkar perlu mengevaluasi soliditas dan konsolidasi internal partai di tingkat pusat dan daerah dengan membangun kesamaan persepsi, visi dan misi tentang Catur Sukses. Evaluasi ini menggambarkan sejauh mana soliditas dan konsolidasi berjalan dengan baik, dan menjamin kebijakan-kebijakan kepartain berjalan sesuai dengan rasionalitas dan ukuran yang dipahami bersama.

Selain itu, partai ini pun perlu memfokuskan kinerja pada tahapan Catur Sukses secara keseluruhan dengan mengidentifikasi capaian dan kegagalan. Dengan demikian, tidak ada lagi perbincangan yang justru menitikberatkan pada tahapan tertentu dan mengabaikan tahapan-tahapan lainnya.

Bagaimana pun, politik saat ini bukan lagi seperti politik pada masa lalu, saat Partai Golkar begitu digdaya dengan berbagai kekuatan yang mendukungnya. Kontestasi dan kompetesi yang begitu berwarna menghadirkan politik sebagai pekerjaan profesional. Tidak lagi menyisakan jalan mulus bagi laku pragmatisme yang menjadikan kerja politik sekadar “sambilan” tanpa dibarengi dengan pola kerja yang terukur, terencana dan sistematis. Menyerahkan ekspektasi politik yang bersandar pada nama besar Partai Golkar, justru tidak akan mengubah situasi apapun. Apalagi berharap pada hasil yang lebih baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA