“Pernyataan Arif Wibowo yang menilai Prabowo bukan Soekarno Besar karena tidak memiliki hubungan darah atau hubungan
family dengan Bung Karno, itu pemikiran picik yang kurang
memahami ajaran Bung Karno,’’ kata Ramson Siagian kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Ramson, bisa jadi statemen itu hanya untuk cari muka alias carmuk. Tapi malah mengecilkan Bung Karno.
Berikut kutipan selengkapnya;
Kenapa Anda bilang Prabowo Subianto telah bertransformasi dari ‘Soekarno Kecil’ menjadi ‘Soekarno Besar’?Begini, tahun 2008 setelah sekian bulan Permadi bergabung di Partai Gerindra menyatakan, kalau Prabowo Subianto itu adalah ‘Soekarno kecil’. Waktu itu saya juga bertanya tanya. Tapi saya pikir Permadi punya alasan tertentu. Nah, setelah sekian lama di Partai Gerindra dan pada saat tertentu saya diberikan peluang untuk menganalisa dari sisi politik anggaran, visi dan konsep strategi Prabowo Subianto untuk direalisasikan bila nanti terpilih menjadi Presiden di Pilpres 2014.
Kemudian mendengar langsungpidato tanpa teks Prabowo, baik di kalangan internal Partai Gerindra maupun beberapa kali bersama masyarakat luas. Dalam hal ini, kalangan petani dan karyawan kecil atau kaum marhaen di Jawa Tengah, saya berkesimpulan bahwa Prabowo bukan lagi ‘Soekarno kecil’ seperti kata Permadi. Tapi sudah menjadi ‘Soekarno Besar’.
Apa yang dikemukakan Prabowo dalam konsep visi dan misi stretegisnya, juga garis besar yang dipidatokan tanpa teks oleh Prabowo, membuktikan Prabowo sebagai ‘Soekarno Besar’.
Apa alasannya?Strateginya untuk merealisasikan ekonomi kerakyatan serta mengupayakan kemandirian pangan dan energi. Antara lain membuka areal pertanian baru
seluas 2 juta hektar, membangun tambahan industri pupuk untuk mencukupi ketersediaan pupuk, dan akselerasi produksi bio etanol.
Juga peningkatan pembangunan industri pengolahan dan meningkatkan
daya saing industri dalam negeri. Serta meninjau kembali liberalisasi perdagangan
agar tidak semakin jauh melemahkan industri dalam negeri untuk bersaing di pasar domestik, dan lain lain.
Maka konsep ekonomi kerakyatan Prabowo benar-benar memihak kepada kepentingan rakyat kecil yang oleh Bung Karno disebut ‘kaum marhaen’’ agar bisa lebih mandiri dengan berproduksi dan berpenghasilan berkelanjutan.
Sebab, untuk meningkatkan kesejahteraan, tidak cukup hanya diberikan sejumlah uang lewat program BLT.
Anda yakin konsep Prabowo bisa mendatangkan kepastian bagi para pelaku ekonomi?
Ya, konsep Prabowo memper- kuat pertahanan keamanan untuk kewibawaan NKRI, dan penegakan hukum yang tegas dan adil, nyata-nyata akan memberikan kepastian dan pegangan para pelaku ekonomi dan masyarakat luas.
Selain itu, konsep Prabowo untuk meminimalisir korupsi dengan mencegah kebocoran, sehingga anggaran belanja negara efektif untuk kemakmuran rakyat. Serta pelestarian budaya nasional yang positif untuk
national and character building, saya lihat itu sebagai penjabaran dari Trisaktinya Bung Karno.
Yaitu, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Apa perjuangan Prabowo memang benar-benar ditujukan untuk kaum marhaen?Dulu Bung Karno mengangkat si marhaen, petani kecil di Bandung yang punya sawah dan cangkul atau alat produksi sendiri, tapi miskin dan menderita hidupnya sebagai
prototype rakyat Indonesia yang miskin dan menderita.
Mereka menjadi korban dari sistem kapitaslisme dan imperialisme
saat itu.
Kata Marhaen itu bukan hanya pengikut PNI, itu hanya contoh rakyat kecil yang miskin tanpa melihat suku, agama dan afiliasi politiknya yang menjadi korban dari sistem. Sekarang ini masih banyak rakyat kecil yang menjadi korban dari sistem. Termasuk sistem yang dibuat para elite bangsa sendiri dalam bentuk kebijakan pemerintah dan Undang-Undang yang dampaknya mengorbankan kepentingan rakyat kecil.
Kalau marhaenisme memang azas perjuangannya PNI, yaitu Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, sosio nasionalisme dan sosio demokrasi.
Nah, untuk membela kepentingan rakyat Indonesia, Bung Karno menggali Pancasila untuk dijadikan sebagai dasar negara, dan bersama-sama para pemimpin dan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan.
Artinya, untuk merealisasikan ideologi dan sekian banyak strategi besar antara lain Trisakti, Bung Karno berjuang menggalang kekuatan rakyat untuk mendapatkan mandat dari rakyat agar bisa merealisasikan ide-ide besar tersebut. Biarpun setelah sekianlama menjadi presiden, realitas selanjutnya Bung Karno menghadapi benturan benturan kepentingan global dari negara-negara blok kapitalisme dan blok komunisme, serta kepentingankepentingan tertentu di dalam negeri.
Apa hubungannya dengan Prabowo sesudah menjadi ‘Soekarno Besar’?Konsep visi dan strategi Parbowo tadi bukan hanya sebagai konsep untuk disertasi misalnya, tetapi untuk direalisasikan bila Prabowo terpilih menjadi Presiden dalam Pilpres 2014.
Maksudnya, Prabowo sedang berproses dan berjuang menggalang kekuatan rakyat untuk mendapatkan mandat dari rakyat sebagai Presiden RI di 2014 agar dia bisa merealisasikan visi dan konsep strategi tersebut sebagaimana Bung Karno juga melakukannya di sistem demokrasi politik yang berbeda. Itulah alasan saya menyebut Prabowo Subianto telah menjadi ‘Soekarno Besar’.
Bisa saja ada orang tertentu yang mampu menjabarkan pemikiran Bung Karno, tetapi tidak berjuang menggalang kekuatan rakyat untuk mendapatkan mandat rakyat dan merealisasikannya.
Yang seperti itu tidak tepat kalau dijuluki ‘Soekarno Besar’. Yang tepat, itu masih kategori murid atau pengikutnya Bung Karno.
Saya juga yakin, pemimpin sekaliber Prabowo akan bisa
mikul
duwur mendem jero. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: