WAWANCARA

Jenderal Timur Pradopo: Pos Polisi Diserang, Segera Kami Gelar Operasi Teritorial Khusus

Kamis, 10 Januari 2013, 09:26 WIB
Jenderal Timur Pradopo: Pos Polisi Diserang, Segera Kami Gelar Operasi Teritorial Khusus
Jenderal Timur Pradopo

rmol news logo Polri bakal menggelar Operasi Teritorial Khusus di seluruh Indonesia pasca serangan terhadap pos-pos polisi.

Untuk itu, Polri mengerahkan pe­­­­­­­nuh kekuatannya, termasuk men­­dorong secara maksimal pe­ran serta masyarakat dan pihak ter­kait.

Begitu disampaikan Kapolri Jen­deral Timur Pradopo kepada Rak­yat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

“Mengenai terorisme, kami mu­­­­lai menelusuri target-target da­ri pasca penyerangan beberapa pos polisi yang menimbulkan kor­ban dari kepolisian,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Di mana saja itu?

Di lokasi-lokasi yang berpoten­si untuk itu. Langkah-langkah ber­­sama pihak terkait ini bisa mem­berantas terorisme. Ini dila­kukan kepolisian untuk mem­be­rikan rasa aman kepada ma­syarakat.


Sampai kapan Polri mene­lusurinya?

Kepolisian tidak akan berhenti di dalam penyelidikan kami untuk menemukan gembong te­roris.

Artinya, kami tidak akan per­nah berhenti. Lagipula memang tugas kepolisian memberikan ra­sa aman agar masyarakat bisa menjalankan rutinitasnya.


Bagaimana cara memberi­kan rasa aman kepada masya­rakat di daerah rawan ?

Tentunya kami akan terus me­la­kukan penegakan hukum dan pembinaan kepada masyarakat setempat.


Bagaimana dengan daerah lainnya?

Hal seperti ini kami lakukan di seluruh Indonesia. Kerja kami dalam memberantas terorisme ini harus sinergis dengan pemerintah daerah dan aparat teritorial.


Apa cukup dengan aparat te­ri­torial saja?

Tidak. Kami juga melakukan kerja sama intelijen. Salah satu­nya bersama dengan Badan Inte­li­jen Negara (BIN). Pokonya Ke­po­lisian akan mendorong keter­libatan intelijen, baik dari BIN maupun lembaga-lembaga lain­nya untuk bersama-sama meme­rangi terorisme dengan sinergis.

Kami juga bekerja sama de­ngan Badan Nasional Penang­gu­langan Terorisme untuk menya­darkan mereka yang beraliran ke­ras dan fanatik dalam mewujud­kan ideologis yang mereka per­juangkan.


Saat ini keadaannya bagai­mana?

Sekarang ini sudah berangsur-angsur baik.  Langkahnya sema­kin jelas dalam upaya menekan ruang gerak teroris.


Maksudnya?

Pasca kasus teroris di Poso. Ka­mi meneruskannya dengan me­lakukan deteksi terhadap target-target yang belum selesai. Tentu akan kami jalankan terus sampai semuanya tuntas.


Di mana saja target itu?

Mungkin untuk sementara ini pendeteksian tetap kita lakukan dari daerah Poso, Sulawesi Se­latan, dan Nusa Tenggara Barat.


Setelah dideteksi, apa yang dilakukan?

Tentunya akan terus kita up da­te, terutama target-target yang be­lum tertangkap. Kami kejar terus hingga dapat.


Selama 2012, berapa kasus te­rorisme yang ditangani Polri?

Polri, khususnya Detasemen Khu­sus 88 Anti Teror Mabes Pol­ri, telah menangani 14 kasus tero­ris di seluruh wilayah Indonesia. Dalam proses penyidikan tercatat ada 78 tersangka, 10 orang di an­ta­­­ranya tewas saat proses pe­nangkapan.

Tahun ini akan terus dilakukan pe­nangkapan atas orang-orang yang masuk dalam Daftar Penca­rian Orang (DPO). Hasilnya nan­­ti se­gera disampaikan ke ma­­sya­rakat.


 Berapa orang anggota Polri yang tewas di tangan teroris?

Tahun 2012, ada delapan orang anggota polisi yang tewas. Sem­bilan orang menderita luka-luka.  

Sementara itu dalam penanga­nan kasus kekerasan bersenjata di Papua, anggota polisi yang tewas berjumlah tujuh orang.

Gugur dalam tugas itu meru­pakan kehormatan tertinggi.

    

O ya, bagaimana mengenai penga­manan Pemilu 2014?

Pasca pengumuman partai pe­serta pemilu yang dilakukan KPU, tentunya kami akan mela­ku­kan pengamanan.

Sedangkan untuk penyeleng­ga­raannya, seperti biasa kami akan lakukan sinergi dengan KPU.  [Harian Rakyat Merdeka]


  • TAGS

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA