Ketua Fraksi Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf begitu bersemangat mengusulkan Ketua Fraksi PDIP DPR Puan masuk ke kabinet. Kata dia, Puan Maharani cocok menjadi Menpora menggantikan Andi Mallarangeng.
Usul ini mencut setelah Puan berÂÂÂsama bapaknya, Taufik KieÂmas menemui Presiden SBY di Istana Negara, pekan lalu. SejatiÂnya, Kiemas dan Puan hanya mengiÂrimÂkan buku biografinya unÂtuk SBY. Judul buku itu: GeÂlora KeÂbangÂsaan Tak Kunjung PaÂdam. 70 Tahun Taufiq Kiemas. RencanaÂnya, buku tersebut dilunÂcurkan paÂda malam tahun baru, bertepaÂtan dengan ulang tahun Taufiq.
Puan menolak dengan halus usuÂlan Nurhayati, karena PDIP ingin konsisten berada di luar peÂmerintahan alias beroposisi.
Sikap Puan diacungi jempol politisi Senior PDIP, Sabam Sirait.
“Penolakan Puan secara halus itu sudah benar, karena kan puÂblik tahunya kita adalah oposisi. Kalau diterima akan menimbulÂkan persepsi yang tidak-tidak,†kata Sabam kepada Rakyat MerÂdeka.
Sabam menilai, signal koalisi PDIP-Demokrat di balik perteÂmuÂan SBY, Taufik Kiemas dan Puan di Istana, adalah persepsi yang salah.
“Ngapain koalisi dibicarakan sekarang. Kan tidak ada pemÂbicaraan apa-apa di sana, dan tiÂdak relevan sekarang ini bicaraÂkan koalisi, karena pilpres masih jauh,†ujar Sabam.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa iya PDIP nggak ingin beÂraÂda di pemerintahan?
Masalah ingin atau tidak itu soal lain. Kalau kita menjadi peÂmeÂnang, tentu ingin jadi pemeÂrinÂtah. Jadi, jika di Pemilu 2014 PDIP menang, tentu bukan hanya ingin menteri, malah jadi presiÂden. Sekarang ini masih oposisi, tapi di 2014 kan nggak tahu juga.
Ketua Fraksi Demokrat DPR mengÂusulkan Puan jadi MenÂpora, bagaimana tanggapan Anda?
Orang punya keinginan kan tidak salah juga. Termasuk keiÂngiÂÂnan ketua Fraksi Demokrat itu. Tapi apakah setiap keinginan haÂrus disetujui? Kan tidak juga.
Alasannya apa?
Kita kan sudah jelas, kita ini ada di oposisi. Tidak ada alasan teÂrima atau tidak, dan ini juga bukan masalah orang per orang, itu soal partai.
Taufik dan Puan juga tahu apa yang bisa dia bicarakan dan yang tidak bisa. Tapi kalau ibu MegaÂwati yang ketemu SBY dan bicara empat mata secara serius, tentu itu atas nama partai juga.
Apa PDIP takut dianggap tiÂdak konsisten jika sekarang maÂsuk pemerintahan?
Kalau itu tidak penting juga, yang penting adalah kita akan teÂrus oposisi sampai sekarang. KaÂreÂna itu yang menentukan adalah Kongres PDIP, maka tidak bisa orang per orang mengubah itu.
Andai jadi pemenang, apaÂkah PDIP akan bentuk koalisi yang kuat?
Itu tergantung hasil pemilu nanti, kalau umpamanya tidak ada partai yang sampai 50 persen plus 1, mau tidakmau kita harus koalisi.
Apa yakin koalisinya bisa kuat?
Siapa yang berkoalisi kita tidak tahu, kuat atau tidak kita juga tiÂdak tahu. Sekarang saja masih perÂlu kita pertanyakan,apakah ParÂtai Demokrat, PPP, PAN, PKS, PKB dan Golkar akan jalan terus koaÂlisinya sampai akhir, kan kita tidak tahu juga, ha..ha...
Masalah koalisi dan kemeÂnangÂan tidak baik juga diungÂkapÂkan dan terlalu cepat juga kalau dilakukan sekarang, karena kita perlu melaÂkukan perhitungan-perÂhitungan.
Loh, kenapa begitu?
Karena omongan kita sekarang tentunya bisa mempengaruhi haÂsil peÂmilu nanti, bisa saja atas koÂmentar ini PDIP berkurang atau berÂtambah suaranya, jadi belum wakÂtunya lah ngomong itu lebih dalam.
Bagaimana pergerakan PDIP menuju Pemilu 2014?
Kita akan bekerja keras di 2013 dan 2014. Golkar saja ingin meÂnang 30 persen di Pemilu 2014, DeÂÂÂmoÂkrat ingin menang 20 perÂsen dan lainnya juga targetnya tingÂgi-tinggi.
Kalau dihitung hitung sudah habis persentasenya, dan PDIP daÂpat berapa dong. Makanya kita nggak ngomong seperti itu lah. Yang jelas, 2013 adalah tahun politik yang artinya semua partai mempersiapÂkan diri menghadapi pemilu.
O ya, baru-baru ini ICW meÂrilis PDIP peringkat ketiga berÂsama PAN yang memiliki kader korup, apa tanggapan anda?
Nggak apa-apa. Kalau koruptor memang harus ditangkap dan diadili.
Walau itu adalah kader PDIP sendiri?
Ya! Kalau ada dari PDIP, saya saÂÂrankan segera ditangkap dan diadili, jangan ragu-ragu. Begitu juÂga dari partai mana saja. Tapi, kita haÂrus taat hukum, jadi harus diÂperiksa dulu apa betul mereka koÂrupÂtor atau tidak. Itu semua yang bukÂÂtikan adalah pengadilan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: