.Semua keputusan PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Makanya, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok ragu Taufik Kiemas dan Puan Maharani bisa mengubat sikap politik PDIP terhadap SBY dari oposisi menjadi koalisi.
Saat ini, Mubarok ragu koalisi deÂngan PDIP bisa terjalin. Karena hubungan emosi antara SBY dan Mega masih belum cair. “Setelah Pemilu legislatif 2014 mungkin saja PDIP dengan Partai DemoÂkrat berkoalisi, tapi untuk sekaÂrang kayaknya tidak,†kata MuÂbarok kepada Rakyat Merdeka.
Mubarok menilai koalisi yang terÂbangun nanti tentunya akan menjadi koalisi yang cantik, apaÂlagi jika nanti kedua partai ini meÂmiliki suara yang cukup besar.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda yakin DemoÂkrat-PDIP bisa berkoalisi?
Itu mungkin-mungkin saja, pasÂca Pemilu 2014 kedua partai ini bersatu.
Maksudnya?
Kita kan tidak tahu perkemÂbangannya nanti, mana tahu nanti seÂtelah pemilu legislatif ada keiÂnginan PDIP dan Demokrat berÂkoalisi, kalau sekarang tentu tidak mungkin lah..
Apa koalisi ini ideal?
Koalisi PDIP dan Demokrat itu bagus sekali dan cantik, apalagi kaÂlau nanti dua partai ini meÂmiliki suara yang kuat pasca peÂmilu legislatif.
Itu artinya tidak perlu koalisi dengan partai lainnya?
Ya itu kan kalau bisa. Jadi, kaÂlau suaranya bisa memenuhi syaÂrat pencalonan presiden maka tiÂdak perlu banyak partai yang berÂkoalisi, karena hanya menimÂbulÂkan kekisruhan seperti sekarang
Tapi sekarang ini yang jelas PDIP oposisinya bagus, malah teman-teman koalisi pemerintah yang tidak optimal.
Kenapa menilai begitu?
Karena partai-partai yang meÂnyatakan masuk dalam koalisi peÂmerintah terkadang sikapnya maÂlah seperti atau bahkan melebihi oposisi.
Seharusnya bagaimana?
Tentunya koalisi yang konÂsisten.
Sekarang memang tidak konsisten?
Koalisi yang ada ini bukan koaÂlisi politik murni, tapi koalisi PilÂpres 2009, malah setelah pilpres ada yang baru menyatakan untuk gabung.
Jadi koalisi sekarang ini sebeÂnarnya koalisi jangka pendek saÂja, koalisi yang bersifat atau lebih kental ke arah pragmatisme. Jadi, kalau suaranya banyak tidak perÂlu banyak partai lah, dua partai seÂperti PDIP dan Demokrat juga cukup.
Koalisi yang bagus itu koalisi ramping?
Saya kira kalau suaranya mamÂpu mencapai 60 persen saja sudah cukup, tidak perlu banyak-banyak. Asal konsisten sebagai koaÂlisi, kalau dua partai lebih bagus
Itu kan kalau cukup dua parÂtai, tapi kalau banyak batasnya berapa partai?
Ah kalau itu relatif, kalau banyak tapi konsisten dan kuat baÂgus, tapi kalau banyak nggak konÂsisten buat apa.
Koalisi pemerintahan itu kan harusnya bisa mendukung proÂgram-program pemerintahan yang pro rakyat dan bukan seperti sekarang ini.
Apakah rencana koalisi itu sudah ada komunikasi dengan petinggi PDIP?
Itu komunikasinya alamiah saÂja, lagi pula kemungkinan koaÂlisi itu tergantung hasil pemilu beÂsok. Kalau sekarang dibicaraÂkan, tenÂtu tidak mungkin ada koaÂlisi daÂlam waktu dekat ini.
Sekarang ada wacana Puan Maharani didorong jadi MenÂpora, tanggapan Anda?
Ah bukan begitu ceritanya. WakÂtu pak Taufik Kiemas datang ke Istana itu hanya mengundang launching buku dan sekaligus meÂlakukan silaturahmi dengan pak SBY. Terus untuk manisnya pak Taufik bawa anak peremÂpuannya.
Ketua Fraksi Demokrat yang usulkan Puan sebagai Menpora?
Biar saja, tapi hal itu nggak mungkin terjadi selama Ketua Umum PDIP-nya adalah ibu MeÂgawati Soekarnoputri. Jadi nggak mungkin Puan terima jabatan Menpora itu tanpa seizin ketua umumnya.
Kenapa?
Ya tidak ada untungnya, kan PDIP sudah beroposisi sejak awal. Selama ini sikap oposisinya saya nilai bagus dan sehat. Kalau sekarang Puan Maharani meÂnerima jabatan di pemerintahan, tentu tidak akan bagus di mata puÂblik, apalagi jabatan yang terÂsisa tinggal satu tahun lagi.
Apakah sudah ada calon Menpora dari Partai Demokrat?
Nah kalau itu saya tidak tahu, kita kan tidak diajak bicara, kaÂrena itu tugas dan hak prerogratif presiden .
Apa bisa diambil dari partai koalisi?
Itu terserah presiden saja. Biar presiden yang putuskan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: